JAKARTA (voa-islam.com)- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengungkapkan kepedihannya dengan tulisan. Tulisan Fahri ini juga ditujukan ke Joko Widodo, selaku Pemimpin Negara. Presiden dari umat Islam yang terbesar di dunia.
Kabarnya bahwa Jokowi hingga saat ini belum juga mengeluarkan suara terkait etnis muslim Rohingya yang dibantai sadis oleh Pemerintah Myanmar melalui tentara dan oknum Budha. Berikut surat dari Fahri Hamzah melalui akun Twitter pribadi miliknya hari Sabtu, (2/9/2017) untuk Jokowi, mantan Wali Kota Solo tersebut:
“Pak Jokowi yang terhormat.
Ada genosida di Rakhine, Apakah bapak belum dengar? Apakah bapak belum lihat? Kami telah menyaksikannya berkali-kali dan menangis berkali-kali. Doa bangsa dalam Idul Adha kemarin dipenuhi rintihan.
Jutaan bangsa kita dan di belahan dunia lain terpukul dan terhempas rasa hina, karena tak bisa berbuat apa-apa. Genosida kepada Rohingya terlalu kasat mata, biadab dan tak bisa ditulis kata-kata. Dunia terdiam dan tidak menyangka.
Bicaralah bapak Presiden, Berwibawa-lah bapak Presiden. Karena bapak adalah pemimpin bangsa beradab! Bangsa merdeka! Orang tidak bisa disalahkan karena menyembah Tuhan yang berbeda, karena Pancasila berketuhanan yang maha Esa.
Orang tidak bisa diusir dan dibantai karena berbeda suku dan warna kulit karena Pancasila kemanusiaan yang adil dan beradab. Tegakkan Pancasila, bapak Presiden. Kemanusiaan adalah jiwa universal ideologi negara kita! Karena itu penjajahan harus dihapuskan!
Bersikaplah, bapak Presiden. Tunjukkan kepada dunia bahwa kita bangsa besar agar kami memiliki kebanggaan! Bapak Presiden @jokowi yang terhormat, sampai hati ini sudah 30.000 Muslim Rohingya terusir ke hutan dan sungai. Sebagian telah menemukan ajal karena dibantai atau karena sakit tak terobati, perburuan, kelaparan dan sakit terus mendera.
Bapak tidak perlu menunggu berita baru karena ini telah sangat nyata. Dunia telah berteriak kencang. Dengarlah! Panggillah duta besar Myanmar dan minta penjelasan, jangan percaya propaganda sepihak mereka. Ungkap fakta.
Panggil duta besar kita pulang dan minta penjelasan intelijen negara. Dan minta pertanggungjawaban mereka. Jika mereka menolak bertanggungjawab dan tidak jujur dengan situasi yang ada maka apa boleh buat pertemanan kita hentikan sementara.
Kita telah membantu Myanmar secara aktif sejak Presiden @SBYudhoyono karena kita ingin mereka berubah seperti kita. Tapi tidak seperti militer kita, militer Myanmar haus kuasa, mereka mengacau dan tidak terkendali.
Tapi itu urusan pemimpin sipil yang katanya hebat berkelas dunia seperti Aung San Su kyi itu. Ternyata tak berdaya. Urusan kita adalah kemanusiaan yang adil dan beradab, dan tentang orang-orang yang terusir karena menyembah Tuhannya.
Itu saja. Kita telah tunjukkan kebaikan sebagai tetangga menarik mereka ke ASEAN segala. Tapi mereka tak tahu adab kita.
Ya sudah, Tinggalkan mereka agar mereka sadar bahwa dunia mengucilkan mereka karena sikap yang menghina manusia. Bapak Presiden, Bapak pemimpin negara demokrasi terbesar nomor tiga di dunia. Bicaralah kepada dunia yang bebas bahwa ada sekelompok manusia yang sedang mengalami genosida di abad 21 yang megah. Bicaralah kepada PBB dan ambil tindakan nyata, jangan biarkan ada darah menetes dan airmata kembali tumpah. Bapak Presiden, Bapak adalah pemimpin negara Muslim terbesar. Ambillah kepemimpinan, bicaralah kepada OKI. Solidkankah.
Sikap Indonesia sedang ditunggu oleh dunia Islam. Dirunggu karena kita adalah abang besar. Kita adalah negara muslim yang stabil. Kepemimpinan Indonesia akan menentukan masa depan Indonesia juga. Kita sudah terlalu lama diam! Ini saat bertindak!
Bapak @jokowi yang terhormat. Surat ini saya tulis kepada bapak, karena bapak pemimpin yang sah. Mendapat mandat rakyat dan bangsa. Tidak ada orang sekuat bapak di Negeri ini. Maka bapaklah yang pantas dititipi nasib rakyat Rohingya.
Bisakah Ummat Islam dan kemanusiaan berharap kepada bapak? Bismillah Pak,
Pada diri Rakyat Rohingya ada masa depan Ummat manusia.” (Robi/voa-islam.com)