JAKARTA (voa-islam.com)- Pemerintahan Myanmar diprediksi akan makin sulit mengurus Negara apabila tetap memusuhi etnis muslim Rohingya. Pemerintahan Myanmar diminta sebaiknya hidup berdampingan dengan etnis yang sudah berumur lama sebelum (sistem) negara berdiri tersebut.
“Penguasa militer Myanmar akan membuat rakyatnya semakin miskin jika konflik Rohingya berlanjut. Hidup berdampingan dengan damai itu terbaik. Banyak solusi yang dapat jadi opsi jika pengusa sosialis Burma/Myanmar mau mengakui Rohingya.
Toh, sebelum rezim sekarang, Burma damai dengan Rohingya,” Dewan Syuro PBB, MS Ka’ban menyampaikan melalui akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (5/09/2017).
Menurut Ka’ban, hal-hal yang tidak berdasar seperti karena etnis Rohingya beragama Islam sebaiknya tidak dilanjutkan. “Genosida dan pembersihan etnis Rohingya sejak konflik 30 tahun berjalan telah membunuh lebih dari satu jiwa Rohingya. Apakah ini bukan terencana?
Burma/Myanmar jajahan Inggris termasuk wilayah Rakhine. Burma tidak akui Rakhine hanya gegara Rohingya Muslim. Damai atau bersaudara itu solusi.”
Apabila pemerintahan Myanmar tetap bersikeras melakukan permusuhan dengan etnis muslim Rohingya, maka menurut Ka’ban sebaiknya Pasukan Perdamaian dikerahkan. “Aksi nyata cegah genosida dan pembersihan etnis Rohingya berulang. Perlu Pasukan Perdamaian UNO di Burma/Myanmar.” (Robi/voa-islam.com)