View Full Version
Rabu, 06 Sep 2017

Pembantaian Etnis Rohingya, Gemabudhi: 2012 Luka Lama, Tidak Perlu Dibahas Lagi

JAKARTA (voa-islam.com)- Ketum DPP Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi), Bambang Patijaya berharap tidak ada pencampuradukkan informasi soal kebiadaban Myanmar atas etnis muslim Rohingya di tahun 2017 dengan tahun-tahun sebelumnya seperti yang tersebar di media sosial. Menurutnya, kejadian sebelum tahun 2017 itu adalah luka lama yang tidak perlu dibahas kembali.

“Lebih lanjut yang ingin kami sampaikan adalah kita harus meluruskan dan memberikan informasi yang berimbang kepada masyarakat tentang apa yang terjadi pada saat ini di Myanmar bahwa berita di media sosial ini, kita pusing melihatnya. Ada pencampuradukkan berita-berita dengan tahun kejadian 2012, 2016 dan 2017. Sudahlah, 2012 adalah luka lama. Tidak perlu kita bahas lagi,” ujarnya, Selasa (5/09/2017), di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.

Namun demikian, dia, melalui Generasi Muda Buddhis Indonesia tetap mengecam tindakan militer Myanmar atas tragedi yang dialami oleh etnis Rohingnya. “Gemabudi mengecam terjadinya tragedi kemanusiaan di Myanmar ini. Poin kami yang jelas meminta Myanmar menghentikan operasi militer sehingga praktik-praktik penindasan dapat dihentikan,” tambahnya tegas.

Gemabudi pun mengaku akan bersinergi dengan Pemuda Muhammadiyah dan juga dengan OKP lain seperti Gema Mathla’ul Anwar, Syabab Hidayatullah, kemudian Prada, dan dari Perhimpunan Pemuda Gereja Indonesia, bahwa telah bersepakat agar persoalan pembantaian tersebut diselesaikan dengan secepatnya untuk menghindari permasalahan, lebih lanjut dari korban etnis Rohingya.

“Mari kita lihat dan selesaikan permasalahan di tahun 2017 ini,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version