View Full Version
Jum'at, 08 Sep 2017

Penulis Dipolisikan Sayap Partai PDIP, Politisi: Peradaban Otak Melawan Otot

JAKARTA (voa-islam.com)- Dilaporkannya penulis Dandhy Laksono ke aparat polisian oleh sayap partai PDIP, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) karena dituding menyamakan Ketum Megawati Soekarnoputri dengan Aung San Suu Kyi atas krisis kemanusiaan etnis Rohingya direspon oleh politisi Demokrat, Andi Arief.

"Dikit-dikit lapor polisi. Dikit-dikit lapor polisi. Polisi aja gak dikit-dikit. Tulisan @Dandhy_Laksono dilapor polisi menggambarkan peradaban otak melawan peradaban otot," katanya, di akun media sosial, Twitter pribadi miliknya, Kamis (7/09/2017).

Daripada melaporkannya ke polisi, Andi menyarankan sebaiknya tulisan Dandhy tersebut dibantah dengan tulisan. Menurut Andi, itu cara yang baik daripada dilaporkan ke polisi.

"Saya sarankan buat pengurus dan anggota Repdem untuk membantah dengan tulisan saja atas artikel Dandhy Laksono. Lebih bermartabat cara itu."

Andi yakin, di antara anggota sayap partai PDIP itu masih ada orang yang kredibel untuk membantah tulisan dari Dandhy tersebut. "Apakah Repdem ada problem dalam hal tulis menulis? Saya yakin ada penulis dan intelektual di Repdem. Jangan polisikan."

Tidak hanya politisi Demokrat yang merespon pelaporan terkait tulisan Dandhy tersebut. Sejarawan JJ Rizal pun ikut komentar dengan menyatakan bahwa pelaporan itu sebuah kode untuk mengembalikan hak "lidah".

"Pemolisian Dandhy Laksono adalah kode keras agar kita memperjuangkan kembali yang sudah diperjuangkan Sukarno: kemerdekaan dimulai dari lidah," katanya, di akun Twitter pribadi miliknya.

Dandhy adalah salah satu penulis yang cukup aktif. Tulisannya banyak dijumpai di beberapa media sosial seperti Facebook dan Twitter. Jika diamati, tulisan Dandhy tidak lebih dari menyuarakan hak-hak yang tidak diterima oleh masyarakat sebagaimana mestinya oleh rezim, salah satunya soal penuntasan kasus Munir dan para petani. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version