JAKARTA (voa-islam.com)- Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Y. Thohari menyatakan tidak salah apabila mengekspresikan kepedulian atas tragedi pembantaian terhadap etnis muslim Rohingya mengatasnamakan agama. Sebab, menurutnya dalam agama, misalkan Islam sendiri telah memiliki ketentuan itu untuk peduli antar sesama.
"Terhadap apa yang terjadi atas Rohingya dengan menggunakan bahasa agama, karena agama mengajarkan kita sekalian untuk memiliki perasaan persaudaraan (ukhuwah islamiyah) yang akhirnya melahirkan solidaritas Islam. Tidak ada yang salah dengan menggunakan solidaritas Islam karena dulu pada masa-masa perjuangan kemerdekaan pun, kita juga umat Islam juga menggunakan ajaran-ajaran atau nilai perjuangan Islam untuk melawan kaum penjajah," ujarnya, belum lama ini di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta.
Walaupun sebetulnya, dengan tanpa semangat keislaman pun sebagai bangsa Indonesia dia katakan harus memiliki solidaritas juga terhadap etnis muslim Rohingya.
"Hal ini sesuai dengan UUD 45 mengajarkan kepada kita pembentukan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa dengan seluruh tumpah darah dan mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," ia menambahkan.
Atas apa yang termaktub di UUD itu, bangsa Indonesia ia katakan dapat ikut berpatisipasi untuk peduli dengan Rohingya. "Jadi kalau kita peduli dengan apa yang terjadi di Myanmar terutama yang menimpa saudara-saudara kita etnis muslim Rohingya bisa kita letakkan di atas konteks ikut melakukan perdamaian dunia.
Dan karena itu juga merupakan 25 persen sendiri dari tujuan dibentuknya NKRI. Oleh karena ketika kita mendesak pemerintah agar mengambil tindakan yang tegas atas Rohingya itu tidak menyalahi bahkan sejalan dengan UUD 45," tutupnya jelas. (Robi/voa-islam.com)