JAKARTA (voa-islam.com)- Anggota Amnesty Internasional-Indonesia, Usman Hamid menyatakan bahwa telah ditemukan adanya ranjau-ranjau yang ditanam bukan hanya oleh tentara Myanmar saja. “Temuan lainnya, jadi ranjau-ranjau ini memang sengaja ditujukan untuk etnis-etnis muslim Rohingya di sana.
Bahkan saksi-saksi yang ditemui oleh Amnesty Internasional di sana dalam laporan 2017, kami sudah menyebutkan bahwa ranjau-ranjau darat ini bukan hanya ditanam oleh tentara Myanmar, dan ranjau ini sama persis di bulan Juli hingga Agustus,” ujarnya, Kamis (14/09/2017), di Jakarta.
Ranjau-ranjau itupun menurut temuan Amnesty ditanam di tempat-tempat, di mana etnis muslim Rohingya melarikan diri seperti ke Banglades. “Banyak ranjau yang ditanam di perbatasan antara Myanmar dan Banglades. Persis di tempat, di mana mereka itu akan menyeberang,” ia menambahkan.
Temuan lainnya adalah adanya tentara menyengaja membakar rumah-rumah atau desa mereka berikut rumah ibadah muslim Rohingya dan beserta para penghuninya. "Temuan lainnya adalah ini menyangkut pelanggaran hak asasi manusia yang berupa pembakaran-pembakaran rumah dan juga desa. Dalam insiden Oktober 2016, itu foto-foto langsung maupun satelit yang dilakukan oleh Amnesty itu memperlihatkan pasar dibakar, masjid dibakar, rata semuanya.
Jadi rumah-rumah itu dibakar beserta dengan penghuninya yang masih tertinggal di dalam. Ini juga terulang dalam insiden 2017, beratus-ratus, jadi tentara datang, mengepung kemudian membakar dan tidak membiarkan mereka hidup kecuali mereka ada yang melarikan diri.
Itu beberapa kesaksian yang memperlihatkan bahwa anak-anak yang sembunyi itu dipaksa keluar dan diberitahukan bahwa saudaranya atau anggota keluarganya sudah ditembak mati dan diminta keluar dari persembunyian,” tutupnya membeberkan. (Robi/voa-islam.com)