JAKARTA (voa-islam.com)- Sejak 1991 paska Uni Soviet bubar, maka komunis pun runtuh. 24 negara komunis bubar. Dan sekarang tinggal empat negara yang resminya komunis, tapi sudah berkhianat pada ideologinya yaitu tinggal RRC, kemudian Vietnam, Korea Utara, dan kemudian Kuba. Yang lain sudah bubar semua.
“Negara komunis itu hampir tidak ada karena komunisme tidak laku. Berdasar ini maka saya teringat persoalan ideologi untuk tahu di mana posisi Pancasila itu,” ujar Mahfud MD, Rabu (27/09/2017), di DPR, Senayan, Jakarta.
Paska runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1992 itu menurut penjelasan Mahfud ada sebuah buku yang ditulis oleh Fukuyama judulnya itu The End Officenten. Yang pada waktu itu mengatakan sejak runtuhnya Uni Soviet itu maka ideologi negara ke depan itu hanya tinggal satu yaitu kapitelisme.
“Federal kapitalisme. Sebab apa yang disampaikan oleh Pak Taufil Ismail tadi, paska runtuhnya Uni Soviet 24 negara membubarkan diri tinggal empat, yang ada ke depannya itu hanya individualisme: liberal, kapitalisme, yang dipimpin oleh Amerika. Tidak akan ada persaingan ideologi lagi. Dunia akan dikuasai, dehegemoni sehingga Pak Panglima menyebut globalisme. Apa benar itu?” ia menambahkan.
Sebenarnya menurut dia, pada tahun 1960, Daniel Behl sudah menulis buku lebih dulu judulnya The End of Ideology, matinya/berakhirnya ideologi. Dia bilang bahwa ideologi di dunia tidak relevan.
“Sebab katanya tidak ada ideologi yang tidak berbohong. Semua ideologi itu bohong semua. Itu tahun 1961. Karena, ya, kita lihat saja di dunia, mana ada ideologi yang memenuhi janjinya, tidak ada katanya. Sehingga dia katakan tidak akan ada ideologi ke depannya.
Tetapi ternyata setelah tahun 1961 itu, masih ada ideologi besar yang menguasai dunia yaitu Barat-Timur sosialis-komunis dan liberal-kapitalis. Amerika dan Soviet. Baru pada tahun 1991, muncul teori baru bahwa ke depan ada hanya akan ada satu ideologi, katanya ada setelah disebut tidak ada. Kemudian, muncul lagi teori yang terbaru itu pada tahun 1994 yaitu buku Clash of Civilization yang mengatakan salah tidak ada ideologi ke depannya,” tutupnya menjelaskan. (Robi/voa-islam.com)