JAKARTA (voa-islam.com)- Penyair kondang Taufik Ismail menyebutkan bahwa ada dua ideologi besar di dunia ini yang menghabisi nyawa manusia dengan bukan main tiada taranya yaitu di Jerman dulu pada tahun 40-an itu, yakni Nazisme. Mereka membunuh 1500 orang/hari.
“Kemudian yang tidak tertandingi hingga sekarang adalah komunisme. Itu di dalam masa 74 tahun ideologi ini membunuh 4500 orang/hari. Total dalam 74 tahun adalah 120 juta nyawa.
Dan ini mereka lakukan juga di Indonesia tapi jika dibandingkan dengan negara-negara lain, itu kecil,” katanya, di Fraksi PKS, DPR, Jakarta. Kemudian di Kamboja, itu lebih dahsyat lagi, menurutnya mereka di sana membunuh 1500 orang/hari selama 44 bulan.
Angka-angka ini tidak/belum diketahui ketika komunisme sedang merajalela di dunia, termasuk di Indonesia ini sampai mereka selesai kudeta. Ini adalah angka penelitian.
“Yang dilakukan bertahun-tahun lamanya oleh banyak peneliti-peneliti sejarah. Dan baru diketahui sesudah ideologi ini bangkrut di dunia. Saya kemudian menulis buku, dan sayang sekali saya tidak sempat meminta penerbit, jadi dalam penyusunan itu, saya ingin tahu kalau 1500 per hari dan komunisme 4500 per hari membunuh manusia, itu bagaimana dengan penyakit-penyakit menular yang ada di dunia, yang banyak membunuh manusia. Lalu saya pergi ke PB IDI (Ikatakan Dokter Indonesia), ketuanya pada waktu itu Dr. Kartono Muhammad.
Saya bertanya tolong diberikan data penyakit yang paling dahsyat di dunia dan paling banyak membunuh manusia dalam jangkan yang panjang/hari. Katanya 40 orang/hari. Hanya seperatus dari idelogi komunisme ini. Jadi apa yang sampaikan di sini adalah kuantifikasi tersebut,” ungkapnya.
Penyebab pembunuhan yang begitu besar itu yakni menurutnya karena adadnya kerja paksa, kegagalan program ekonomi, dan pembantaian. Pembantaian itu bukan dari satu bangsa ke bangsa yang lain, tetapi yang dibantai itu adalah bangsanya sendiri di 74 negara itu.
“Saya menulis angka-angka itu di buku saya. Saya ulangi lagi, yang dibantai oleh komunisme ini sebanyak 120 juta manusia 70 negara antara tahun 1917-1991, itu yang perlu diingat seharinya saja (4504 mati),” tutupnya mengingatkan. (Robi/voa-islam.com)