JAKARTA (voa-islam.com)- Di Indonesia, adalah salah satu dari sekian puluhan negara yang menjadi korban akan kebiadaban komunis. Dalam sejarah, setidaknya dari isme ini sudah melakukan pemberontakan sebanyak tiga kali, yakni tahun 1948, 1965, dan 1966.
“Tujuan dari ideologi ini adalah merebut kekuasaan dengan kekerasan. Tapi partai komunis tidak terang-terangan, dengan mengatakan: 'Gaji naik, kemudian adanya keadilan', tapi tidak tujuannya merebut kekuasaan dengan kekerasan. Berdiri 24 negara komunis,” ujar Taufik Ismail, belum lama ini di DPR RI, Senayan, Jakarta.
Ideologi ini sudah tiga kali merebut kekuasaan di Indonesia. Di seluruh dunia, komunis itu biasanya merebut kekuasaan hanya satu kali. Bisa gagal dan bisa berhasil. “Di sini malah tiga kali. Allah tidak ridho. Ketiga-tiganya gagal. Tapi karena ada reformasi, banyak partai dan semua ideologi bisa bangkit tapi alhamdulillah masih ada keputusan TAP MPRS itu yang menyatakan mereka itu dilarang.
Tapi mereka bergerak secara individu-individu. Pura-pura mendukung demokrasi. Tapi itulah yang kita hadapi sekarang. Dan alhamdulillah saya terima kasih kepada PKS yang memberikan perhatian terhadap ini,” tuturnya menambahkan. Ia pun berharap, Indonesia melalui umat Islam dapat membuka kembali kebersatuan antara sesama agar PKI tidak lagi bangkit. “Mudah-mudahan umat Islam kembali kompak seperti pada tahun 50-an dahulu menghadapi bahaya komunis ini,” tutupnya harap.
Pada tahun 1992 komunis bubar. Berantakan. Cerita berantakkannya itu sangat dramatis. Perdana menteri Uni Soviet Boris Yeltsin pada tahun 1991 dia membuat pengumuman yang menggemparkan. Pengumumannya itu: 'Pada hari ini saya bubarkan partai komunis Uni Soviet karena ideologi ini tidak berhasil. Gagal memberikan janji-janjinya mengenai kemakmuran. Kami tidak percaya lagi dengan ideologi ini. Hari ini saya bubarkan partai komunis Soviet'.
Dia itu bekas ketua partai yang juga perdana menteri. Mendengar itu, Taufik menyebutkan sudah membuat geger seluruh dunia saat itu. Dan sesudah itu, 24 negara komunis bubar. Empat masih bertahan. RRC, Vietnam Utara, Korea Utara, dan Kuba. (Robi/voa-islam.com)