View Full Version
Senin, 02 Oct 2017

Selain Dianggap Tidak Lebih Baik dari SBY, Jokowi juga Dianggap Otoriter Soal Kebijakan

JAKARTA (voa-islam.com)- Masyarakat berharap ada figur atau tokoh baru di dalam kancah perpolitikan saat menghadapi Pilpres 2019. Bukan Joko Widodo, dan bukan pula untuk Prabowo. Setidaknya demikianlah hasil survei yang dihasilkan oleh Media Survei Nasional di bulan September 2017. “Ada pula proporsi yang cukup besar bahwa Jokowi dianggap anti Islam dan anti ulama.

Kalau yang bisa kita dapatkan hasil survei ini adalah satu ternyata jumlah orang yang tidak ingin memilih Pak Jokowi dan Pak Probowo itu lebih besar. Artinya sebenarnya public ini masih menganggap dan mengharapkan muncul satu tokoh baru yang bisa menyelesaikan masalah-masalah tadi disebutkan, yakni bisa menyelesaikan himpitan ekonomi, dianggap tidak bermasalah dengan umat Islam, dianggap tidak otoriter,” kata Rico Marbun, Senin (02/10/2017), di Cikini, Jakarta.

Hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan evaluasi untuk Jokowi adalah menurut Rico soal mantan Wali Kota Solo tersebut dianggap tidak berpihak kepada rakyat atas kebijakannya. “Dan ada juga proporsi pemilih yang merasa bahwa ada kebijakan yang otoriter, walaupun tidak dominan tapi proporsinya cukup besar.

Menurut saya itu harus dijadikan PR besar dari Pak Jokowi,” tambahnya mengingatkan.

Selain itu, soal kinerja, Jokowi dianggap tidak lebih baik dari pemimpin sebelumnya, yakni Susilo Bambang Yudhoyono. “Kemudian ada satu data lagi yang menyebutkan ternyata ada proporsi public yang mulai membandingkan kinerja pemerintahan sekarang dengan pemerintahan sebelumnya.

Alasannya pertama karena adanya problem himpitan ekonomi yang sangat besar. Mereka merasakan himpitan ekonomi, susah cari kerja, harga kebutuhan pokok mahal, harga listrik mahal,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version