View Full Version
Jum'at, 10 Nov 2017

Fahri Hamzah: Pahlawan, Para Penyambut Seruan Jihad

JAKARTA (voa-islam.com)- Di Hari Pahlawan, yang umumnya dijadikan kenangan adalah saat di mana perlawanan rakyat kepada pihak penjajah terjadi tahun 1945, bulan Nopember. Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyebutkan bahwa pada tanggal tersebut, yang ia ketahui adalah kondisi di mana ada seruan atau fatwa dari ulama agar mengangkat senjata, yakni jihad fi sabilillah untuk melawan penjajah.

“Jihad pada awalnya adalah mengelola jiwa kita menjadi sempurna. Itulah sebabnya, sepulang Perang Badar, Nabi SAW mengingatkan akan adanya perang besar dalam Ramadhan. Jihad adalah mempertahankan apa yang kita miliki dan ingin dikuasai atau dirampas orang,” katanya, di akun Twitter pribadi miliknya, Jum’at (10/11/2017).

Mujahidun li nafsi adalah melawan diri, menegaskan tata kelola jiwa agar menjadi dewasa. Taqwa! “Lalu apabila telah hening. Lalu apabila telah bening jiwamu, maka pergilah berperang. Karena perang bukan cara menghindari utang.

Bahkan apabila kau masih memiliki utang dan sangkut paut duniawi dengan orang, jangan pergi. Karena jihad yang difatwakan itu bukankah balas dendam karena kebencian kepada penjajah kolonial. Tidak.” Baginya, mengelola jiwa juga adalah jihad. Mempertahankan hak adalah jihad. Melawan kezaliman adalah jihad.

“Jihad adalah bersungguh-sungguh dan bersusah payah dalam segala keadaan susah dan senang. Dan jihad adalah membebaskan negeri yang ingin dikangkangi oleh angkara murka yang menindas. Karena jihad adalah tentang misi-misi suci, yang didalamya terkandung kesucian nilai. Apapun itu.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version