JAKARTA (voa-islam.com)- Trans Papua, Reklamasi—Simpang Semanggi, hingga Meikarta—Kereta Cepat Jakarta-Bandung diduga saling terkait. Seperti kereta cepat Jakarta-Bandung misalkan, Waketum Gerindra, Ferry Juliantono melihat ada keterkaitannya sehingga pemerintah (Joko Widodo) bersikeras untuk tetap dibangun.
Berikut pandangannya terkait infrastruktur yang ingin dibangun Jokowi belum lama ini di acara diskusi di Jakarta:
“Seperti di Papua, itu ada hubungannya ke mana dengan Trans Papua. Simpang Susun Semanggi saya kira juga ada hubungannya dengan reklamasi. Kereta api cepat Jakarta-Bandung pun menurut saya ada hubungannya dengan Meikarta.
Misalkan saja kenapa pemerintah ngotot ingin membangun proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, yang kemudian pertanyaannya siapa sih yang membutuhkannya: kita atau siapa? Malah kan terbuka, oh, ternyata ada Meikarta. Dulu ngotot loh dengan anggarannya 80 triliun dalam jangka waktu 40 tahun secara bisnis tidak masuk dalam hitungan. Asumsinya itu dengan 9 milyar per hari dengan tingkat penumpangnya ada 38 ribu penumpang.
Orang yang mengerti naik kereta api pasti mengerti. Secara ekonomi, tidak masuk. Tapi ngotot. Itu kan juga proyek infrastruktur. Tapi diprotes lalu ada masalah. Kemudian salah satu PT mengalami kendala. Tapi tetap saja ngotot. Ternyata, oh, ada Meikarta di situ.
Pertanyaannya, rakyat butuh tidak kereta api cepat? Menurut saya tidak butuh. Banyak moda transportasi yang lain. Pertanyaan kritis lainnya, Trans Papua ini ada perusahaan-perusahaan di sana dapat privelage tidak sebenarnya? Yang mengambil manfaat dari Trans Papua itu rakyat setempat dengan memakai koteka atau atau pabrik-pabrik yang ada di situ? Infrastruktur ini untuk siapa? Jalan raya Anyer-Panurakan untuk rakyat belakangan setelah kita merdeka. Tapi dulu dibangun untuk siapa? Kita ini kira-kira begitu sekarang.” (Robi/voa-islam.com)