JAKARTA (voa-islam.com)- Setara Institute mengeluarkan hasil riset yang dianggap kontroversial. Hasil survey itu di antaranya menyebutkan bahwa DKI Jakarta merupakan kota paling tidak toleran, yang seakan menyudutkan umat Islam.
Hal itu pun langsung dikomentari oleh Wasekjen MUI Pusat, Ustadz Tengku Zulkarnanain dengan mempertanyakan hasil survey tersebut. Pasalnya, jika diamati, perkembangan rumah ibadah bukan Islam saja naik secara signifikan.
“Setara Institute keluarkan hasil riset bahwa Jakarta Kota paling tidak bertoleransi. Gara-gara Ahok kalah? Sejak tahun 2010 gereja bertambah dari 902 jadi 1098. Masjid berkurang 101, dari 3148 menjadi 3047.
Tidak ada rumah ibadah selain Islam ditolak atau dibakar. Di mana intoleransinya?” katanya, melalui akun media sosial Twitter pribadi miliknya, belum lama ini.
Apabila dibandingkan dengan Kota lain, dia coba membandingkannya dengan Medan. Di Medan, justru sebaliknya, masjid diratakan sama dengan tanah oleh orang luar. “Di Medan ada 12 masjid lenyap diratakan dengan tanah oleh pengembang ‘keturunan’, bukan PRIBUMI. Baru tiga masjid yang berhasil diambil kembali.
Itupun setelah mengeluarkan tenaga umat Islam beribu-ribu orang dan memakan waktu lama. “
Ajaibnya, lanjutnya, tidak satu gereja,wihara, atau kuil yang lenyap. “Data jumlah masjid dan gereja diambil dari Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. Jumlah gereja katolik tetap 35 Unit. Sejak tahun 2013-2016 dikeluarkan 16 Izin bangun gereja. Tujuh untuk gereja baru dan sembilan izin renovasi gereja tua. Di mana intoleransinya? Ternyata sulit MOVE ON!” (Robi/voa-islam.com)