View Full Version
Selasa, 19 Dec 2017

Satu Abad Tragedi Kemanusiaan Palestina, dari Balfour ke Trump (1)

JAKARTA (voa-islam.com)- Deklarasi Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel 6 Desember 2017 lalu mengingatkan kita pada Deklarasi Balfour 2 November 1917, persis satu abad lalu. Pilihan waktu ini jelas sangat historis. Satu abad rasanya cukup untuk menuntaskan mimpi negara Israel.

Ide negara Israel dideklarasikan secara resmi oleh Arthur Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris, melalui surat yang ia kirim kepada konglomerat sekaligus Ketua Komunitas Yahudi Inggris, Rothchild. Dalam surat yang berisi dukungan penuh terhadap aspirasi Zionist itu, Balfour antara lain mengatakan:

“His Majesty’s government view with favour the establishment in Palestine of a national home for the Jewish people, and will use the best endeavours to facilitate the achievement of this object…”.

Deklarasi itu dilakukan di tengah kecamuk Perang Dunia I yang berlangsung dari 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918, dimana Inggris, Prancis dan Russia (Allies/Blok Sekutu) berhadapan dengan Jerman, Austro-Hungaria (Central Power). Dengan meluasnya medan tempur, Italia, Jepang dan Amerika Serikat akhirnya ikut bergabung dengan Sekutu, sementara Ottoman dan Bulgaria bergabung dengan Central Power.

Seperti yang kita ketahui, perang itu akhirnya dimenangkan oleh Sekutu. Tapi karena Tsar Rusia terjungkal dalam Revolusi Bolshevik yang berlangsung dari 8 Maret 1917 hingga 7 November 1917, praktis Inggris dan Prancis yang kemudian muncul sebagai kekuatan baru dunia.

Dan perang selalu begitu dalam sejarah, selalu menjadi alat paling efektif untuk mengubah peta dan jalannya sejarah secara keseluruhan.

Setidaknya ada empat imperium yang lenyap dari peta dunia setelah Perang Dunia I itu: Imperium Jerman, Imperium Austro-Hungaria, Imperium Tsar Rusia dan Imperium Ottoman. Dan tentu saja peta baru dibuat oleh sang pemenang. Itulah awal dari semua perubahan peta geopolitik di Dunia Islam…. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version