View Full Version
Rabu, 27 Dec 2017

Pengamat Ini Sebut Elektabilitas Jokowi Lambat Naik karena Dihantam Isu SARA dan Komunis

JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat politik dari Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti menyebut bahwa elektebalitas Joko Widodo lambat naik hingga saat ini bukan karena hal lain, melainkan menurutnya dikarenakan masih adanya isu-isu SARA yang menimpa mantan Wali Kota Solo tersebut. Dan ia katakan bahwa isu tersebut akan terus berlanjuta hingga tahun 2019 untuk Jokowi.

“Kalau saya kembalikan analisa kenapa Jokowi lambat naik elektebilitasnya dugaan saya, ini dugaan karena masih kena imbas apa yang kita sebut dengan politik SARA, begitu. Setidaknya isu atau tantangan Pak Jokowi itu menjelang 2019 adalah meyakinkan terus menerus bahwa dia bukan bagian yang disebut dengan komunis itu. Kira-kira begitu, ya. PKI, kira-kira begitu,” ucapnya, Selasa (26/12/2017), di salah satu hotel di Jakarta.

Tidak hanya itu, ia juga menyebut bahwa elektablitas Jokowi lambat naik karena acapkali dituding berpihak kepada negara Cina. “Dan  kedua adalah bukan orang yang memiliki orientasi buat jasa terhadap perekonomian Cina. Itu tantangan terbesar pak Jokowi yang selalu dikaitkan dengan beliau dan sehingga dengan begitu ya, dugaan saya elektabilitasnya merangkaknya lambat sekali karena meyakinkan antara dia bukan komunis, bukan orang yang mengistimewakan Cina itu, lah,” tambahnya menjelaskan.

Menurutnya lagi bahwa yang menjadi hambatan utama, yang itu (politik SARA) juga akan diturunkan dalam pelaksanaan Pilkada-pilkada, karena yang kita sebutkan tadi daya menjatuhkan lawannya kuat sehingga kalau mau disebut terbilang lumayan jika digunakan politik SARA ini. Meskipun menurut dia bukan penentu.

“Tetapi dia (politik sara) memiliki sumbangsih untuk cukup menaikkan dan sekaligus cukup untuk menjatuhkan lawan politiknya. Inilah yang saya kira tantangan terberat di 2018 yang akan datang bagaimana mencegah, khususnya politik sara di setiap event karena menurut saya efeknya panjang sekali jika dibandingkan dengan politik uang, ya. Efek negatif dari politik sara ini,” ia menutupnya. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version