JAKARTA (voa-islam.com)- Kekecewaan atas penolakan ustadz Abdul Somad bukan saja datang dari kalangan rakyat biasa, tetapi juga datang dari kalangan elit, pengamat, politisi, hingga teman sejawatnya. Sebut saja Imam Shamsi Ali yang sudah lama tinggal Amerika.
Dia mengaku sangat kecewa mendengar penolak yang dialami oleh ustadz Abdul Somad. “Maka mendengarkan berita penolakan dan pencekalan itu menjadikan saya kecewa, entah kepada siapa.
Walau saya sadar bahwa da’wah itu alamiahnya pasti akan tertantang. Saya bukan mempermasalahkan itu. Tapi mereka yang menolak atau mencekal dengan tuduhan-tuduhan yang jahat, bahkan tanpa ada bukti,” katanya, melalui tulisannya, belum lama ini.
Shamsi pun mempertanyaan pencekalan tersebut dengan latar ustad Abdul Somad yang dikenalnya baik dalam menyampaikan dakwah. “Tapi jika seorang Abdul Somad yang sopan, santun, imbang dan moderat, menghormati perbedaan, cinta sesama Muslim dan sesama manusia, dan cinta damai dicekal? Lalu siapa lagi yang dianggap tidak radikal? Apakah menyampaikan Islam dengan jujur dan apa adanya itu radikal?”
Jikapun hal itu diamini oleh orang atau kelompok bahwa demikian adanya, maka Shamsi keluar dari pendapat itu. “Kalau ternyata radikalisme itu dipahami demikian, maka saya mengatakan tidak setuju dengan konsep moderasi. Jika moderasi berarti menyembunyikan kebenaran, mengesampingkan keadilan, maka masanya kita perlu merumuskan konsep moderasi yang berbeda.” (Robi/voa-islam.com)