View Full Version
Senin, 01 Jan 2018

2018 Tahun Politik, Pemerintah Jokowi Diminta Tidak Perlu Sensitif dengan yang Kritis

JAKARTA (voa-islam.com)- Tahun ini, 2018 dikatakan oleh salah satu politisi tahunnya perpolitikan. Perpolitikan yang dimaksud dia adalah karena pada tahun ini hingga 2019 pemilihan umum akan dilakukan secara serentak seperti DPR RI, DPD, juga Presiden dan Wakilnya.

“Mari kita bantu mengingatkan Pak @jokowi karena kita akan memasuki tahun 2018 yang sebetulnya tahun politik penuh. Saya ingin membuat catatan dengan niat membantu. Kalau diterima baik ALHAMDULILLAH, kalau enggak ya gak apa-apa.

Tahun besok 2018 saya sebut tahun politik penuh karena awal 2019 semua suksesi di gabung, semua pemimpin nasional dipilih bersamaan; @DPR_RI, DPD, Presiden dan wakilnya. Artinya tahun 2018 akan penuh dengan dinamika politik,” kata Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, di akun Twitter pribadi miliknya, Ahad (31/12/2017).

Fahri menghimbau agar tahun ini disikapi dengan bijak bagi pemimpin. Tidak perlu disikapi dengan keributan atau segalanya yang mengundang pertengkaran.

“Suka atau tidak suka. Presiden dan kita semua tidak bisa lagi bicara hentikan keributan, tahun 2018 adalah tahun ribut, suka atau tidak. Semua negara demokrasi yang ada proses pemilu luber JURDIL gitu. Karena dalam demokrasi, semua suksesi itu terjadwal.”

Kompetisi terjadwal pertarungan ini lebih baik difasilitasi dan menjadi kegembiraan daripada disumbat dan meledak. Dalam demokrasi, kita percaya kedewasaan rakyat. Jadi kalau nanti banyak yang kritik pemerintah ya terimalah. Itu konsekwensi berkuasa. Jangan khawatir.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version