JAKARTA (voa-islam.com)- DPP Gerindra menghimbau Joko Widodo seharusnya sadar bahwa defisit yang ada saat ini cenderung meningkat. Penyebabnya adalah realisasi belanja rata-rata tumbuh di kisaran 5 persen, sementara realisasi pendapatan Negara hanya tumbuh di kisaran 3 persen.
“Bahkan, sebagian dibiayai lewat skema utang yang ujungnya berdampak pada defisit anggaran,” demikian keterangan tertulis DPP Gerindra melalui akun media sosial, Twitter resminya, Selasa (2/1/2018).
Di samping itu menurut Gerindra, Jokowi di dalam pemerintahannya disebut memiliki ambisi lain atas pembangunan infrastruktur. “Ini menjadi bukti bahwa sistem ekonomi yang dijalankan @jokowi sekarang belum memenuhi amanat konstitusi untuk ‘memajukan kesejahteraan umum. Ambisi pemerintah membangun infrastruktur masih tercium di dalamnya jejak mengorbankan sektor lain.”
Pemerintah diminta oleh Gerindra tetap harus prudent dalam mengelola belanja dan utang. Apalagi kelihatannya pemerintah akan menggantungkan sepenuhnya pembiayaan pembangunan dari sektor keuangan. Defisit yang makin naik tersebut yang mengakibatkan jumlah utang naik dan akan menyulitkan terwujudnya keseimbangan primer yang positif.
“Pada postur 2018 @HeriGunawan88 (Anggota DPR RI) menyebutkan bahwa pendapatan Negara sekitar 14 persen terhadap PDB, sedangkan belanja bisa mencapai 16 persen terhadap PDB. Gap tersebut yang akan selali menjadi masalah serius.” (Robi/voa-islam.com)