JAKARTA (voa-islam.com)- Adanya kebijakan baru yang dinilai dapat merugikan masyarakat membuat pemerintahan Joko Widodo kembali membuat kondisi tidak stabil, di mana misalkan saja harga-harga benih padi, di antaranya akan melambung tinggi. “Saat benih padi unggulan menjadi mahal, petani pun malas bertani.
Kondisi ini bisa menyusutkan area sawah dan pasokan beras pun akan merosot tajam. Jika area tanam padinya berkurang tentu pupuk subsidi juga tidak terserap maksimal,” demikian DPP Gerindra cuitkan melalui akun Twitter resmi miliknya, dengan hastag (#)HoaxMembangun, Kamis (04/01/2018).
Saat benih padi unggulan bersertifikat menjadi mahal, maka mungkin saja para petani memilih benih sendiri yang kualitasnya tidak terjamin. Akhirnya, benih yang beredar di kalangan petani adalah yang berkualitas rendah dengan rendemen yang tidak maksimal.
“Dicabutnya subsidi benih ini tak hanya menyurutkan semangat petani, PT Pertani sendiri mengaku kecewa, apalagi saat ini mereka sedang menyiapkan varietas baru. Varietas itu adalah Impari 30, Impari 32, dan Impari 33 yang digadang-gadang mampu menggantikan varietas Ciherang yang selama ini sudah menjadi andalan petani.”
Varietas Impari disebut oleh Gerindra disinyalir akan menghasilkan panen hingga 10 ton per hektar. Sedangkan Ciherang 8 ton per hektar area penanaman padi.
“Anggota @DPR_RI Gerindra @Bambang_HaryoS menentang keras kebijakan yang tidak berpihak kepada petani. Partai Gerindra mengharapkan tidak hanya subsidi pupuk saja yg diberikan, melainkan subsidi benih juga harus diberikan sehingga bisa sinkron.
Pupuk dan benih sangat dibutuhkan petani. Maka dengan demikian, pemerintah harusnya ada untuk petani, tapi mengapa kini malah menekan petani. Apabila kondisi seperti ini terus berlangsung, maka bukan lagi swasembada pangan yang terganggu, tapi Indonesia justru semakin terpuruk.” (Robi/voa-islam.com)