JAKARTA (voa-islam.com)- Impor beras di saat menjelang panen hanya akan menekan harga gabah petani. Harga gabah petani pasti anjlok. Jadi, kebijakan tersebut hanya menyakiti petani saja. “Lagi pula, angka impor 500 ribu ton itu apa dasar perhitungannya?
Jikapun stok beras kita memang minus, yang artinya pemerintah selama ini berbohong dengan klaim surplus beras, saya berharap agar setiap rencana impor, berapa jumlah yang perlu diimpor, dan kapan sebaiknya impor dilakukan, dikaji secara matang dan transparan dulu,” demikian kata politisi Gerindra, Fadli Zon, di akun Twitter pribadi miliknya, belum lama ini.
Jadi, kata Fadli, tidak ujug-ujug muncul angka 500 ribu ton tanpa ada dasar alasannya. Hal penting lainnya, kalau memang perlu impor dengan kajian jumlah dan waktu yang sudah dikalkulasi matang, impor itu harus dilakukan oleh Bulog.
“Jangan cari untung dengan dalih stabilkan harga. Bulog juga tidak boleh ambil untung dari impor beras. Itu sebabnya proses impor oleh Bulog juga harus transparan dan diawasi ketat.”
Fadli hanya berharap bahwa petani Indonesia tidak mengalami kehancuran akibat dari oknum-oknum tertentu yang serakah kemudian melakukan impor. “Kita tak ingin petani dihancurkan oleh impor beras. Kita juga harus mencegah impor beras ini semacam jalan perburuan rente.” (Robi/voa-islam.com)