JAKARTA (voa-islam.com)- Terkait kebijakan yang dijalankan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Center for Budget Analysis (CBA) melihat banyak ditemukan kejanggalan. Contohnya kebijakan yang direalisasikan dalam proyek impor beras sebanyak 500 ribu ton baru-baru ini, tidak lain sebagai keputusan salah kaprah dari Enggartiasto Lukita.
Selain kebijakan impor beras yang berpotensi merugikan petani dan keuangan negara, masih banyak proyek-proyek bermasalah yang dijalankan Kemendag. Namun, sangat disayangkan hingga saat ini menteri perdagangan ini belum tersentuh pihak berwenang.
Berikut penjabaran beberapa proyek kemendag yang bermasalah, khusus terkait proyek jasa konsultasi badan usaha dari Center for Budget Analysis (CBA), sedikitnya ditemukan 12 proyek dengan nilai Rp 37,7 miliar lebih. Belasan proyek tersebut masuk tahun anggaran 2016 yang dilaksanakan 6 Satuan Kerja Kementerian Perdagangan.
Daftar proyek Kemendag yang bermasalah, di antaranya kajian Prospek Bisnis Pergudangan. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp2.429.570.000 pemenang proyek PT. Mulia Arthaloka. “Kedua pemberdayaan Manajemen Pasar Rakyat. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp9.393.780.000. pemenang proyek PT. Bennatin Surya Cipta,” demikian investigasi CBA, melalui rilisnya yang diterima voa-islam.com, Senin (16/01/2018).
Selanjutnya menurut CBS adalah soal pemetaan Potensi Komoditas Unggulan Kabupaten/Kota Gerai Maritim. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp492.525.000. pemenang proyek PT. Asha Cipta Persada. Kemudian Pemetaan Sistem Logistik Perdagangan Antar Pulaudi Kawasan Indonesia Timur. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp4.034.250.000. pemenang proyek PT. Jaya Anugerah Sukses.
Selain itu ada pula penyusunan Rencana Aksi Dukungan Perdagangan di Bidang Kemaritiman Nasional. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp4.697.770.000. pemenang proyek PT. Daya Cipta Dianrancana, Survei Pengawasan Sarana distribusi. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp6.615.884.000. pemenang proyek PT MI, Integrasi data dan Pengembangan Dashboard Sarana Distribusi Perdagangan. Serta Replikasi Sistem Monitoring Perdagangan di Tingkat Daerah. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp2.876.260.200. pemenang proyek PT. Republik Solusi, dan juga penyusunan SOP PNBP SKA pada IPSKA. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp534.795.000. pemenang proyek PT. Cipta Esa Unggul.
Empat lainnya dari 12 investigasi CBA ada pula pemetaan Struktur Biaya dan Distribusi Komoditi Barang Penting. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 2.902.350.000. pemenang proyek PT. (PERSERO) Sucofindo. Pemetaan Struktur Bahan Pokok dan Distribusi Komoditi Hasil Industri. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp1.200.232.000. pemenang proyek PT. Daya Makara UI, Program Pengembangan Merek (Rebranding). Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp691.350.000. pemenang proyek PT Mark Plus Indonesia, dan Pemetaan Perubahan Pola Konsumsi Produk Dalam Negeri Melalui Peningkatan Produk Dalam Negeri. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp1.902.109.000. pemenang proyek PT. Dharma Kreasi Nusantara.
Untuk ke-12 proyek di atas anggaran yang disiapkan Kemendag sebesar Rp40.086.823.000, dan yang dihabiskan sebesar Rp37.770.875.200. Sedikitnya ditemukan pemborosan dari segi nilai proyek sebesar Rp2.315.947.800. Ditambah kelebihan pembayaran untuk personel, seperti tenaga ahli dan surveyor sebesar Rp1.430.826.944.
“Berdasarkan temuan di atas, Center for Budget Analysis CBA mendorong pihak berwenang khususnya KPK untuk segera membuka penyelidikan terhadap Pejabat terkait di masing-masing satker yang melaksanakan 12 proyek di atas, termasuk menteri perdagangan Enggartiasto Lukita.” (Robi/voa-islam.com)