JAKARTA (voa-islam.com), Komunitas Anak Muhammadiyah (KAM) menilai keputusan mengimpor beras sebanyak 500.000 ton adalah pengkhianatan Nawacita yang dilakukan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sebab, seperti kita ketahui bahwa Nawacita adalah janji kampanye Jokowi saat pilpres dulu dan gara-gara janji Nawacita itulah Beliau bisa terpilih jadi Presiden," kata Koordinator KAM, Amirullah Hidayat kepada voa-islam.com, Selasa (23/1/2018)
Amirullah mengaku sangat terkejut dengan kebijakan impor beras pemerintahan Jokowi, menurutnya, tindakan itu tidak masuk akal rasional. Sebab, saat ini Petani sedang mengalami masa panen.
"Seharusnya di masa panen ini, petani menikmati hasil jerih payahnya dengan harga yang agak tinggi, ini Kok malah di hancurkan,"ujarnya.
Amirullah berpandangan bahwa Presiden seharusnya memegang komitmen dalam menjalankan Nawacita sesuai janji kampanyenya dulu. Ia mengingatkan bahwa Nawacita memiliki arti sembilan harapan, salah satunya adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
"Nah, harapan rakyat inilah yang di khianati oleh Jokowi," ungkap Amirullah yang juga Mantan Relawan Jokowi dalam Pilpres 2014 lalu.
Apalagi, katanya lagi, ia mendengar beberapa kali statemen Presiden Jokowi bahwa Presiden mengaku sangat sedih melihat Indonesia selalu mengimpor. pangan, sehingga Presiden memerintahkan Menteri Pertanian untuk segera melakukan swasembada pangan. Tetapi, tiba-tiba Presiden menyetujui impor beras.
"Berarti ini menunjukan Presiden tidak komitmen sama yang di ucapkannya. Oleh karena itu Komunitas Anak Muhammadiyah menyayangkan kebijakan impor beras ini, sebab benar-benar tindakan yang menzalimi rakyat kecil yaitu Petani, yang dalam bahasa Soekarno adalah kaum Marhaenisme,"tuturnya.
Amirullah mengatakan apabila kebijakan impor beras tetap dilaksanakan, KAM sebagai paguyuban anak anak Muhammadiyah yang menyebar di seluruh Indonesia akan turun ke komunitas para petani di seluruh negeri untuk mengajak melakukan perlawanan dengan turun ke jalan.
"Sekaligus menggalang supaya dalam Pilpres 2019 nanti, para Petani dan komunitas rakyat kecil di Indonesia untuk tidak kembali memilih Presiden Jokowi lagi, ini kita lakukan untuk menjaga kedaulatan rakyat dan NKRI di masa depan," tandasnya. (bilal/voa-islam)