JAKARTA (voa-islam.com)- Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla diingatkan untuk mengevaluasi perjalanan hukumnya yang belakangan ini dinilai tidak sesuai dengan nafas demokrasi Indonesia. Ada mahasiswa yang ditangkapi. Aktivis juga demikian. Pun dengan wartawan dan tokoh agama.
Adalah Fahri Hamzah, seorang politisi yang mengingatkan hal demikian. Pasalnya, menurut dia hukum seperti tidak tajam di semua sisi. Dan ia khawatir jika fenomena tersebut berlangsung lama, maka bisa jadi akan lahir gejolak.
“Apa sih hebatnya kalian bisa menangkap orang hanya karena sebuah tulisan dan berpendapat? Apa gagahnya kalian di depan wartawan dan mahasiswa? Pesan apa yang kalian akan sampaikan kepada Ustadz, mubalig dan ulama? Atau dosen serta aktifis pergerakan?
Ada batas, Pada semua hal. Sekarang berhentilah. Kalian ingin melindungi diri dengan cara yang salah. Janganlah. Hukum harus tajam semua sisinya. Ia memotong ke segala penjuru dan jangan berat sebelah. Sebab rasa terzalimi bisa melahirkan pemberontakan. Berhentilah!” Fahri mengingatkan, di akun Twitter pribadi miliknya, Sabtu (10/02/2018).
Tidak seperti sebaliknya, yang merupakan pendukung dan merapat ke penguasa justru seolah mendapat garansi tidak akan terjadi apa-apa. “Ayolah, Pak! Rakyat ditakuti tidak akan merasa takut ketika rezim kalian tidak mau memeroses orang-orang kaya dan pejabat tinggi yang telah melampaui batas dengan kata-kata dan tindakannya. Toh mereka tidak berani kalian sentuh. Apakah karena mereka partai berkuasa?” (Robi/voa-islam.com)