JAKARTA (voa-islam.com)- Persepsi masyarakat tidak dapat dibendung terkait adanya peristiwa penyerangan terhadap ustaz dan ulama belakangan ini kepada intelejen di bawah partai tertentu nampaknya mesti dianggap wajar.
“Dengan segala hormat, persepsi masyarakat sudah terbentuk bahwa intelejen berada di bawah komando partai tertentu, Kepolisian sudah kadung dianggap tidak adil terhadap agama tertentu,” kata Andi Arief, melalui akun Twitter pribadi miliknya, belum lama ini. Bahkan menurutnya TNI hampir menjadi “korban” seperti intelijen dan kepolisian.
“TNI hampir saja jadi lembaga tak netral. Inilah yang membuat kecurigaan setiap saat. Penyerangan terhadap gereja di Jogya merugikan nama Indonesia, kalau gak percaya nanti ada tokoh agama tertentu melaporkan ke PBB dan lembaga dunia lain lalu bilang mayoritas tidak lindungi minoritas dan pemimpinnya diam saja.”
Namun demikian hal itu menurut Andi dapat segera diatasi bilamana aparat mempu berlaku serius dan sadar akan posisi yang dimilikinya. “Penyelesaian dan pencegahan masalah itu seni, namun prinsipnya keseriusan. Apa bentuk keseriusan? Menempatkan orang yang serius di tempatnya. Aparat keamanan harus dipimpin oleh orang yang serius dan netral. Sehingga timbulkan rasa aman.” (Robi/voa-islam.com)