JAKARTA (voa-islam.com)- Bahan Bakar Minyak (BBM) naik tetapi Joko Widodo dianggap tidak bergeming, misal atas dasar apa Pertamina mengambil kebijakan tersebut. “Apa Presiden tak tergerak hatinya untuk menanyakan ke Pertamina kenapa harga BBM naik?
Sekurangnya menyuruh Menteri untuk minta penjelasan? Apa keluhan rakyat cukup dijawab cuma dengan jawaban formal bahwa kini bukan Presiden yang punya kuasa naikan harga?” sentil politisi Demokrat, Rachland Nashidik, melalui akun Twitter pribadi miliknya, Senin (26/2/2018). Belum lagi, lanjutnya, soal proyek-proyek yang kini menjadi andalan pemerintahan Jokowi yang belum tuntas betul realisasinya disebutnya akan membuat makan banyak waktu karena di tahun politik ini.
“32 proyek jalan tol dan 4 kereta api ditunda pelaksanaannya. Pertanyaannya, sampai kapan? Infrastruktur adalah andalan politik Presiden. Tentu penundaan itu tak bakal lama. Kendati, tahun ini hingga April 2019 adalah tahun politik. Fokus Presiden tak boleh dihabiskan ke situ.”
Menurut Rachland, sebaiknya Jokowi segera bangun dan bersikap untuk hadapi itu. “Jangan terlalu lama berilusi semuanya baik dan tenang. Naik turun Ekonomi akan jadi faktor yang menentukan naik turun elektabilitas Pak Jokowi.
Warga berpenghasilan menengah sudah mulai ngomel tentang kenaikan harga-harga—BBM cuma salah satunya—di tengah daya beli menurun. Bila rakyat sudah marah karena tak kuat lagi menanggung beban hidup sehari-hari, tak penting lagi siapa bertanggungjawab atas kenaikan BBM. Yang akan disasar tetap Presiden.” (Robi/voa-islam.com)