JAKARTA (voa-islam.com)- Aparat kepolisian disebut tidak sensitif akan dinamika yang terjadi di tengah masyarakat, contohnya adalah di dunia media sosial. Aparat kepolisian bahkan disebut cenderung memancing kemarahan di tengah dinamika tersebut.
“Polisi sering tidak sensitif melihat dinamika masyarakat. Terutama dinamika sosial media. Jangan memancing yang banyak bikin orang salah paham dan marah,” kata Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, di akun Twitter pribadi miliknya, Kamis (1/3/2018).
Bagi Fahri, apabila ada yang dianggap tidak sesuai dengan sikap umum, harusnya ditempatkan di ruang tersendiri. “Ada yang nakal sedikit sekali, ya itulah kurva normal dalam masyarakat maka itu harusnya diisolasi.”
Harusnya, lanjut Fahri, aparat kepolisian belajar dari masa lalu, di mana saat itu jutaan masyarakat turun ke jalan ketidaksesuaian sikap.
“Kenapa pengelola Polkam di negeri ini tidak belajar dari masa lalu. Apa sih yang bikin jutaan orang turun ke jalan? Kenapa membiarkan eskalasi kekecewaan?
Belajar dong dan jangan terus menerus menganggap kalau sudah menangkap semua masalah selesai.” Seperti dicontohkan olehnya adalah ketika ada sebuah kelompok yang dianggap melanggar hukum tetapi justru identitasnya yang dipersoalkan.
“Dalam kasus Saracen, MCA, dan kawan-kawan itu kenapa yang dipancing identitas agamanya hanya kelompok yg memakai nama ‘Islam’ dan ‘Muslim’ atau yang memakai simbol itu? (Robi/voa-islam.com)