JAKARTA (voa-islam.com)- Partai Demokrat disebutkan salah satu politisinya sejak lahir mendinamisir proses demokrasi, tidak mungkin memilih cara kotor dan selalu membuat rakyat banyak pilihan. Partai demokrat kekuatannya 2014 saat itu 10,2 persen.
Saat ini atas hasil kerja keras memiliki Figur yang muncul di survei-survei. Tidak bisa sendiri. “Bagi demokrat politik itu suci, cara itu perlu. Akan ditertawan seluruh makhluk dunia kalau deklarasikan Capres/cawapres belum ada koalisi.
Tahun 2004, setelah syarat 7 persen dipenuhi, lalu SBY mendapat pendamping Pak JK, baru menawarkan koalisi dan mendeklarasikannya,” cerita Andi Arief, di akun Twitter pribadi miliknya, Ahad (4/3/2018).
Demikian juga tahun 2009, menurutnya, setelah memastikan PT 20 persen didapat, SBY mendapat pendamping Boediono, lalu menawarkan kawan koalisi. “Saat ini membingungkan, Pak Jokowi dicalonkan tanpa pendamping. Ironi besar, inkumben, didukung koalisi besar tapi mesin mati satu.
Itulah mengapa ada tuduhan tidak ada kemandirian dalam figur Jokowi, diayun, dibesarkan tapi langkahnya terus diarahkan bukan oleh dirinya.”
Pun dengan Prabowo, yang menurut Andi sebaiknya diperjelas dengan mendeklarasikan sebagai capres. “Apakah Pak Prabowo akan mendeklarasikan diri sebagai Capres tanpa kejelasan koalisinya sebagai lawakan?
Kita akan lihat bedanya dengan Jokowi. Kita ditakdirkan mendapat suasana politik yang berjalan tanpa akal sehat, norma jadi gak penting. The death of Common sense.” (Robi/voa-islam.com)