View Full Version
Senin, 12 Mar 2018

Kuatnya Pengaruh Asing Membuat Indonesia dalam Bahaya, Ini Analisanya

JAKARTA (voa-islam.com)- Masih banyaknya sebagian rakyat dengan iming-iming uang 100.000, atau iming-iming jas dan dasi amatiran, atau menduduki jabatan, atau bagi-bagi proyek ini itu, rela menggadaikan haknya dan memilih pemimpin yang sebenarnya dikatakan oleh Haikal Hassan belum punya kemampuan menyelenggerakan negara. “Kegaduhan yang timbul saat ini sudah sangat membuang energi untuk hal remeh temeh yang gak berhubungan dengan peningkatan kedaulatan dan ekonomi kerakyatan.

Pejabat sibuk menjelaskan blunder yang dilakukan presiden. Itulah sekelumit alasan kita perlu #2019GantiPresiden,” katanya, di Twitter pribadi miliknya, Senin (12/3/2018).

Namun dia menyebutkan ada yang lebih perlu perhatian serius, yakni tidak mampunya Indonesia keluar dari kepentingan asing. “Yang lebih bahaya #IndonesiaInDanger karena sudah tidak bisa bergerak dikangkangi dengan taipan.

Mengutip bang Yusril, bang Karni: 0,2 persen orang indonesia keturunan, menguasai 74 persen TANAH di indonesia. Serta 50 persen semua kekayaan kita, dimiliki oleh 1 persen orang indonesia keturunan.”

Peningkatan tarikan uang kepada rakyat yang dirasa oleh sebagian pihak ini sejujurnya menurut dia bukan untuk prioritas membiayai pembangunan. Tapi nomor satu adalah untuk bayar utang. “Baru pendidikan dan infrastruktur. Tahun ini kita harus bayar 640 triliun. Saat ini Negara tergadai. Tak bisa bergerak. Terkunci oleh taipan.

Apapun kata mereka, menjadi undang-undang yang harus dipatuhi pejabat. Di sinilah dibutuhkan presiden yang cerdas, berani, berwibawa, mandiri, tidak hutang budi. Saatnya #2019GantiPresiden.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version