JAKARTA (voa-islam.com)- Tax Amnesty (TA) sudah berhenti. Dari itu diharapkan pemasukkan keuangan negara dapat dibantu. Namun nampaknya tidak demikian. Bisa terbilang sulit.
“Utang sudah pasti menjadi beban APBN. Lebih-lebih setelah berakhirnya Program Pengampunan Pajak dan realisasi pendapatan pajak yang masih terus melenceng dari target.
Pemerintah rasanya akan makin sulit merealisasikan Penerimaan Negara yang lebih baik. @jokowi @KemenkeuRI,” demikian DPP Gerindra menerangkan, Selasa (20/3/2018), melalui akun resmi Twitter miliknya. Di sisi lain, menurut Gerindra, beban jatuh tempo pembayaran utang makin besar. Lebih-lebih utang tersebut didominasi ULN berjangka panjang.
“Tahun ini, beban cicilan utang diperkirakan mencapai Rp390 triliun. Tahun depan, diperkirakan naik lagi di kisaran Rp 420 triliun. Apakah ini tidak membani APBN @jokowi @KemenkeuRI !? Ya, jelas memengaruhi!”
Belum lagi, tambah Gerindra, gap antara realisasi pendapatan dan belanja, sejauh ini masih belum bisa dipecahkan. “Partai Gerindra di @DPR_RI melalui @HeriGunawan88 sudah berkali-kali mengingatkan mengatakan bahwa @jokowi tidak boleh terlena dengan rasio utang yang disebut-sebut masih aman itu. Kalau dilihat dari trennya, rasio utang terus mengalami kenaikan.” (Robi/voa-islam.com)