JAKARTA (voa-islam.com)- Kenaikkan harga BBM sering kali kita dengar adalah hal umum untuk “menyalahkan” bahwa harga minyak dunia saat ini sedang bermasalah, atau tepatnya sedang anjlok. Namun demikian, menurut Fahri Hamzah secara nalar dan konstitusi jelas tidak bisa diterima jika harga BBM dilepas begitu saja, naik-turun tanpa penjelasan yang masuk akal.
“Ingat Pertamina itu masih milik negara dan rakyat masih berdaulat, jadi aspirasi rakyat jangan mudah diabaikan,” katanya, Jum’at (30/3/2018), di akun Twitter pribadi miliknya. Selama ini, kata Fahri, kita semua terasa mudah dihipnotis oleh kalimat harga pasar. Walau kita tidak tahu pasar itu apa wujudnya.
“Apakah dalam operasi bisnisnya Pertamina itu bekerja dalam pasar yang sehat dan kompetitif? Pasar hilir (distribusi BBM) faktanya masih monopolistik. Tidak ada persaingan harga.” Tetapi yang didapat trend harga BBM kita naik terus. Padahal menurut Fahri, struktur pasar BBM dalam negeri tidak ada yang namanya pasar persaingan sempurna.
Pertamina sebagai perusahaan negara masih dominan dalam semua hal. “Ini harga BBM kita lima tahun terakhir, trendnya naik terus. Padahal pada saat yang sama harga minyak mentah dunia sedang anjlok. Tahun 2014 harga di atas $100 per barel, 2015 terjun bebas di harga $26 per barel. Lihat contoh harga minyak mentah jenis WTI.
Kalo pake logika pasar tentu tidak ketemu. Harga Minyak dunia anjlok kok harga BBM naik terus. Apalagi mulai 1 januari 2015, kata pemerintah, harga BBM akan disesuaikan secara berkala. Di sesuaikan dengan apa? Harga pasar dunia?” (Robi/voa-islam.com)