JAKARTA (voa-islam.com)- Apabila ada seorang pemimpin, atau calon pemimpin yang akan datang melakukan dialog kembali, kemudian berbicara tidak menyampaikan hal sebenarnya atau tidak masuk akal, maka bisa dipastikan dia sedang melakukan dusta. Pun dengan menyampaikan sesuatu kepada audiens, setidaknya dia justru mengalami gagal paham sendiri.
“Logika berpikir yang disusun untuk melahirkan gagasan dapat disimak melalui pidato pemimpin bangsa. Diterima tidaknya sebuah gagasan dapat dilihat bagaimana gagasan itu disusun secara logis,” kata partai Gerindra, melalui akun Twitter resminya, belum lama ini.
Keluasan wawasan seorang pemimpin bangsa menurut Gerindra dapat disimak ketika berpidato. Berbagai pengetahuan A-Z dipahami dengan baik.
“Isu-isu global dan lokal ditangkap dengan baik pula. Dengan demikian, lahir kebijakan yang bermanfaat bagi rakyatnya.”
Kompetensi kebahasaan seorang pemimpin bangsa tampak performasi wicaranya. Gagasan-gagasan yang hebat dapat diterima oleh rakyat melalui sajian pidato yang menarik.
“Jika kemampuan pidatonya pas-pasan, sehebat apapun gagasan yang dimiliki susah diterima oleh rakyat. Dengan pidato, seorang pemimpin bangsa dapat menjelaskan persoalan bangsa, memberikan informasi yang ditunggu rakyat, meyakinkan rakyat terhadap solusi pemerintah, hingga memengaruhi, bahkan menggerakkan rakyat dalam mencapai tujuan.” (Robi/voa-islam.com)