JAKARTA (voa-islam.com) - Calon presiden dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta menganalogikan Indonesia saat ini seperti mobil besar ber-cc besar berjalan di jalur lambat yang dikendarai oleh seorang sopir yang membawa penumpang banyak.
"Bangsa Indonesia ini ibaratnya satu mobil besar yang cc-nya besar. Sayangnya mobil ini jalannya di jalur lambat. Di jalur lambat itu banyak polisi tidur dan setelah itu macet pula," ujar mantan presiden PKS ini dalam acara Indonesia Leader's Forum di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis malam kemarin (26/4/2018).
Penumpang di dalam mobil itu adalah umat Islam karena mereka lah mayoritas yang ada di republik ini, ungkap Anis. Karena mobilnya berjalan lambat, perlahan-lahan satu dua orang penumpang dari umat itu saling bertanya, 'ini sebenarnya kita mau kemana? Ini mobil mau kemana ini, sudah jalannya lambat, goyang terus, lama-lama pembicaraan jadi meluas.
Tapi karena sering ditanya seperti itu oleh penumpang, justru hal tersebut membuat sopirnya marah.
"Sudah kalian diam aja di situ kalian tidak perlu tanya kita mau kemana," lanjut Anis.
Dan menurut Anis, inilah paradox terbesar bangsa ini. Ada sopir yang tidak tahu mau membawa kemana penumpang yang ada di dalam mobilnya dan ketika penumpang mempertanyakan hal tersebut, justru penumpangnya yang dimarahi.
"Jadi yang kita perlukan itu sekarang dua menurut saya. Pertama adalah GPS yang bisa menjadi arah baru bagi mobil ini. Yang kedua yaitu sopir baru yang bisa memindahkan mobil ini segera ke jalur cepat supaya larinya bisa kencang," tandas Anis.[fq]