JAKARTA (voa-islam.com)- Di sebuah pantai di Eropa, ikan hiu sering menyerang dan memangsa orang mandi di pantai. Banyak yang mengenaskan, kehilangan tangan atau kaki. Sampai terbunuh oleh mamalia laut yg buas itu. Masyarakat marah sekali. Wajar!
Puncak kemarahannya, karena ada jenis ikan hiu tertentu yang kalau sudah menerkam mangsanya bisa hilang dan tidak ketemu sama sekali. Hiu putih itu membawanya ke dasar lautan yang dalam. Emosi publik teraduk dengan kemarahan yang semakin menjadi. Apa reaksi negara?
Seharusnya, kalau mengikuti kemarahan rakyat, negara mengerahkan angkatan perang dan menambah armada laut untuk memburu hiu sampai habis di laut. Mereka malah melarang membunuh hiu juga melarang memancing anak hiu. Apa yang dilakukan pada binatang buas itu?
Binatang atau manusia kalau diperangkap dalam sistem dia akan tunduk pada sistem. Manusia membuat early WARNING system di pantai. Lalu dibuat jaring pengaman dan di pinggir pantai selama jam mandi ada pengawas yang jeli melacak sirip hiu jika mendekat. Memakai teknologi.
Sejak itu tak ada lagi kejadian. Jika ada hiu mendekat, sirine berbunyi. Jika ada jika ada hiu putih yang suka mengendap di dasar laut dia kena jaring. Para petugas juga sigap dengan alat pemantau yang canggih. Dan tak ada lagi berita manusia dimakan hiu. Tuntas! Demikian cerita Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI yang mencoba memberikan analagi dari sebuah kewenangan yang berlebih hingga bertambahnya dana untuk menindak hal-hal yang dianggap membahayakan bagi negara.
“Pemerintahan yang setiap hari meminta kewenangan tambahan dan uang APBN tambahan adalah pemerintahan gagal. Lawan!” katanya, Rabu (16/5/2018), di akun Twitter pribadi miliknya.
Lalu, Fahri melanjutkan, dalam kasus terorisme juga demikian. “Kegagalan menangani dan mendeteksi teroris malah menjadi dasar meminta uang dan kewenangan lebih besar bukannya mengevaluasi pejabat yang berwenang. Lalu kapan pejabat diminta pertanggungjawaban? Parah!”
Korupsi dan terorisme menurut dia adalah dua penyakit manusia yang bisa dilampaui dan diantisipasi dengan sistem. “Kita bisa membuat PERILAKU korup dan teror itu semakin lama semakin tidak terdengar. Dan jawabanya bukan uang dan kekuasaan tetapi kecerdasan.”
Jadi, pemerintahan yang hebat adalah yang setiap hari melahirkan kebijakan yang segar dan cerdas dan solutif bukan yang saban hari minta uang dan kuasa tambah banyak.
“Padahal masalah tambah banyak. Sekian. #MarhabanYaRamadhan.” (Robi/voa-islam.com)