BEKASI (voa-islam.com)—Sistem one way di tol Cipali-Cikampek pada arus balik Lebaran 2018 berimbas macetnya lalu lintas di sejumlah jalan arteri. Bekasi diantara kota yang merasakan dampak kemacetan luar biasa akibat sistem one way ini.
Tak hanya dikeluhkan pengguna jalan di Bekasi, sistem one way ini juga dikeluhkan oleh Dishub dan DPRD Kota Bekasi.
Kabid Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi Johan Budi Gunawan mengatakan sistem one way tidak cukup efektif mengatasi kemacetan. Justru sistem ini hanya memindahkan kemacetan dari tol ke jalan arteri.
"Efeknya akan menjadi sumbatan-sumbatan di jalur dalam kota. Tapi kami menghargailah, ini (one way) menjadi kreasi teman-teman di pusat untuk mengantisipasi dampak kemacetan di Tol Cikampek ke Palimanan, tapi efeknya luar biasa sekali," kata Johan seperti dikutip dari Detik.com, Rabu (20/6/2018).
Ia menyebutkan ada beberapa titik jalan dalam Kota Bekasi yang terdampak one way. "(Titik macet di) lintasan mudik kita punya Jalan Sultan Agung sampai Jalan Juanda, kemudian KH Noer Ali, Jalan Jenderal Ahmad Yani dan jalan Cut Mutia, itu efeknya luar biasa sekali," sambungnya.
Kemudian, Ketua Komisi A DPRD Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata mengatakan, sistem satu arah atau one way Tol Jakarta-Cikampek pada H+3 arus mudik Lebaran 2018 sampai saat ini dilakukan tanpa koordinasi yang matang.
Menurutnya, PT Jasamarga Tbk selaku pengelola ruas tol bersama dengan pihak kepolisian harusnya perlu melakukan koordinasi dulu dengan pemerintah daerah yang terkena imbas dari rekayasa lalulintas tersebut termasuk, Pemkot Bekasi.
"Kebijakan ini saya nilai parah, dan tanpa koordinasi matang kepada pemerintah daerah yang terkena dampak pengalihan kendaraan tersebut," ujar Ariyanto seperti dikutip dari Sindonews.com, Rabu (20/6/2018).
Diakui Ariyanto, sebagai anggota dewan ataupun secara pribadi baru mengetahui kemarin, dengan kebijakan one way yang diterapkan mulai dari Cipali-Cawang. "Sebetulnya kebijakan one way ini cukup baik untuk para pemudik karena, dapat menghindari macet di ruas jalan tol akibat penumpukan kendaraan parah saat mudik ataupun, arus balik. Tapi sayangnya, kurang sosialisasi dan kurang koordinasi," tutur Ariyanto.* [Syaf/voa-islam.com]