JAKARTA (voa-islam.com)- Apabila ada masyarakat yang beranggapan atau bahkan menuding bahwa selama rezim Joko Widodo umat Islam dirasanya kurang menjadi sahabat, maka bisa jadi hal demikianlah yang saat ini ada.
“Adilkah kita kalau menuduh pemerintah berkuasa sebagai pemicu konflik ideologi dan tumbuhnya paham #AntiIslam dan #Islamophobia? Tentu adil karena tugas keluasan adalah bertanggungjawab atas perkembangan masyarakat (https://twitter.com/fahrihamzah/status/1021104245284601856?s=21),” demikian kata Fahri Hamzah, Ahad (22/7/2018), di akun Twitter pribadi miliknya.
Di era sebelum Jokowi, yakni SBY, Fahr melihat hal-hal demikian malah terlihat tak terjadi. “10 tahun masa SBY tidak pernah begini. #Dosa2Jokowi. Saya menulis kecemasan ini agar kita antisipatif terhadap kemungkinan meruncingnya lapangan menjelang #Pemilu2019.”
Apalagi, lanjutnya, pemerintah ini telah mendorong capres semakin sedikit. Jika calonnya hanya 2 dapat dibayangkan runcingnya perbedaan.
“Mari kita waspada dengan upaya pemecahbelahan bangsa. Mari lawan semangat #AntiIslam dan #Islamophobia yang pernah tumbuh dan belum sirna. Semoga bangsa kita bersatu melawan upaya pecah belah. Wallahualam (https://twitter.com/fahrihamzah/status/1021105451801296898?s=21/https://twitter.com/fahrihamzah/status/1021106402297692160?s=21).” (Robi/voa-islam.com)