View Full Version
Ahad, 05 Aug 2018

Koalisi, Elektabilitas, dan Klaim Demokrat untuk Umat Islam

JAKARTA (voa-islam.com)- Politisi dari salah satu partai koalisi Gerindra, mengatakan bahwa soal logistik di Pilpres dan Pileg nanti (2019) bukanlah sebuah kendala. “Bukankah penyelenggara pemilu yang akan menyediakan semua fasilitas kampanye secara adil. 

Siapa yang cerdik dan bekerja cerdas akan disapa momentum,” demikian kata Andi Arief, belum lama ini, di akun Twitter pribadi miliknya.

Hal lain, lanjut Andi, kalau Gerindra dan PDIP mendapat efek ekor jas karena punya kandidat Presiden, itu karena momentum 2014 dan 2019 berpihak pada dua partai itu. Partai lain tidak otomatis kiamat, suatu saat menurut dia akan ada momentum menyapa partai yang bekerja keras.

Memang ada yang membuat ketar ketir, partai yang bergabung koalisi Jokowi hampir semua turun elektabilitas, kecuali PDIP. Bahkan PPP, Hanura dan Nasdem serta PAN dalam ancaman keluar senayan.”

Sebaliknya, koalisi oposisi Gerindra, PKS dan Demokrat penyeimbang justru menurut dia dalam trend aman.

“Kalau dilihat potensi tertendangnya Hanura, PPP, Nasdem dan PAN, hipotesa karena  bangkitnya politik identitas itu patut dipertanyakan. Justru jika itu dianggap ada maka politik identitas itu hanya menguntungkan PDIP yang elektabilitas 24-25 persen selain faktor Jokowi itu sendiri.”

Kalau PDIP elektabilitas tinggi, menurut Andi karena politik identitas, jangan disimplifikasi Gerindra--Demokrat-PKS suara signifikan menang Pilpres karena faktor identitas. “Kedekatan Prabowo dengan muslim jelang 98 dan jasa SBY  terhadap muslim dan umat lain serta rakyat miskin adalah saving sejarah.

Lalu apa yang dibawa oleh mayor penjaga ketertiban dunia di Libanon yang bernama AHY yang sering disebut anak ingusan (ingusan kok mampu jaga perdamaian dunia) dalam pilpres 2019 nanti?

Menurut saya suara milineal dan jejak harum kepemimpinan ayahnya yang masih terasa.”

Ada yang bilang SBY, masih menurut dia, menangkap Habib Rizieq dianggap anti Islam. “Ini keliru, justru saat itu SBY menyelamatkan pandangan bahwa Islam itu bukan agama kekerasan dan kriminal. Habib Rizieq dan Munarman pun sudah menyadari kenapa saat iti ditindak. 

Beda dengan kriminalisasi chatting. Siapa membela umat dan siapa yang membela kebhinekaan  dan harmoni bukan hasil klaim atau dirikan Badan pancasila. Lihat siapa yg selamatkan hubungan muslim dan non muslim di Ambon, Poso dan Sampit. 

Lihat juga yang hentikan pembantaian muslim di Aceh. Ada peran SBY, JK dan lainnya.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version