JAKARTA (voa-islam.com)- Sebagai Kepala Negara, seyogyanya Joko Widodo berlaku hati-hati jika menyampaikan sesuatu kepada khalayak banyak. Setiap ucapan Kepala Negara tentu selain diingat dan dicatat, juga kemungkinan akan diterapkan oleh sebagian atau minimal para pendukungnya.
Nah, baru-baru ini Jokowi terlihat telah membuat gempar dengan ucapannya. Ia ditengarai “membuat ulah” karena pernyataannya yang kemungkinan akan berdampak gesekan.
Perintah Presiden kepada pendukungnya untuk melakukan tindakan berbahaya yang mengarah pada perang sipil ini masuk kategori perbuatan tercela dan layak di-impeach,” usul Andi Arief, politisi Demokrat belum lama ini di akun Twitter pribadi miliknya.
Andi juga sebelumnya telah mengkritisi dengan serius ucapan Jokowi tersebut. Sebagai pemimpin Negara dianggap tidak elok dengan ucapan itu dan berpontensi memecah belah kehidupan berbangsa.
“Harusnya Kapolri menangkap Presiden Jokowi malam ini karena sudah memerintahkan kekerasan yang bisa mengarah perang sipil. Lebih berbahaya ketimbang terorisme.
Kalau sampai ada satu saja korban jatuh karena kekerasan atas perintah Presiden Jokowi, bukan tidak mungkin akan ada reaksi balik yang membahayakan hubungan antar warga negara,” demikian kritik politisi Demokrat, Andi Arief, belum lama ini di akun Twitter pribadi miliknya.
Namun, bukan hanya kepada relawan yang nantinya menurut Andi bersiap-siaga atas kemungkinan dampak ucapan Jokowi, melainkan selain itu. “Kenapa terjadi potensi perang sipil, karena yang bukan relawan akan merespon dengan mempersiapkan segala sesuatu atas ancaman kekerasan serius seorang Presiden lewat pendukungnya.” (Robi/voa-islam.com)