View Full Version
Senin, 20 Aug 2018

Fahri Hamzah: HRS Negarawan, Kenapa Para Pejabat ingin Mengkriminalisasinya?

JAKARTA (voa-islam.com)- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dan Fadli Zon belum lama ini bertemu Habib Rizieq Shihab (HRS) di Makkah, Arab Saudi. Keduanya bertemu dengan HRS di sela-sela tugas sebagai Wakil Rakyat atas keterkaitannya dengan ibadah haji.

Sama halnya dengan Fadli Zon, Fahri tentu mempunyai kesan tersendiri paska pertemuannya dengan HRS. Misalkan saja dengan Fahri menilai bahwa HRS saat ini semakin menunjukkan sifat kenegarawanannya.

Menurut saya, HRS selama di Makkah telah mengalami transformasi keulamaan dan kenegarawanan yang besar. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan mata batin kepada beliau sehingga dapat menjadi lentera Indonesia kita. Aamiin,” demikian cuitannya, belum lama ini.

Padahal, menurut Fahri kondisi HRS ini tidak sedang, sebut saja tidak baik-baik saja. “Tapi, HRS paham betul apa yang sedang terjadi pada dirinya. Dan yang membuat saya salut adalah bahwa ia tidak emosi sedikitpun dalam menjelaskan apa yang ia alami.”

Kebanyakkan orang menurut Fahri salah menganggap bahwa bicaranya yang meledak seolah ia panas, padahal dingin.

“Ketidakpahaman saya ini terbawa tidur. Memikirkan bangsa kita yang sedang dalam proses suksesi yang damai. #AnomaliKoalisi ini dapat kita anggap longgar dan ringan tapi ketidakberanian mengambil sikap di dalamnya akan menyisakan banyak bibit konflik sosial bahkan hukum ke depan.”

Namun begitu, ada sedikit yang nampaknya menganggu pikiran Fahri, di antaranya ia rasa ada oknum-oknum yang sangat ingin berbuat tidak begitu baik kepada HRS. “Ada titik ekstrem yang saya belum bisa mengerti: mengapa para pejabat itu mau melakukan kriminalisasi terhadap HRS? Lalu sekarang semuanya sudah SP3? 

Lalu pada ekstrem yang lain mengapa mereka merekomendasikan kiai Ma’ruf sebagai calon wakil presiden?”

Satu sisi, lanjut dia, HRS mengakui ada jasa kiai Ma’ruf Amin dalam gelombang 411/212. Tapi di sisi yang lain, sampai hari ini pemerintah belum bisa mendudukkan diri dalam gelombang anti penistaan agama. 

“Sebagian pejabat masih merasa bersalah dengan kejadian itu. #AnomaliKoalisi.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version