View Full Version
Jum'at, 31 Aug 2018

Demokrasi/Pemilu bukan Budaya dan Watak Dasar Bangsa Indonesia

JAKARTA (voa-islam.com)- Temuan salah satu lembaga survei yang merilis bahwa ketika pemilihan umum datang masyarakat Indonesia masih membawa-bawa persoalan SARA dalam dunia politik dikomentari oleh peneliti LIPI, Prof. Siti Zuhro dengan menyebut bahwa hal demikian terjadi lantaran bukan budaya asli Indonesia. 

Menandakan bahwa memang kita itu sangat jelas, kita punya nilai-nilai budaya yang aslinya memang bukan kontestasi. Pemilu itu kan impor. Memang demokrasi kita impor. Kita harus ngomong itu,” ujarnya, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Bahkan menurut dia, kontestasi semacam itu bukan lahir dari watak dasar bangsa Indonesia. “Kontestasi dan kompetisi itu bukan watak dasar kita. Makanya mengapa demokrasi itu menyaratkan penduduk yang berpendidikan cukup. 

Lah, BPS kita pendidikan masih 7,5 tahun. Itu kisarannya masih 50-60 persen penduduk kita. Jadi kita memang harus sabar melaksanakan demokrasi (Pemilu) ini. Karena prosesnya akan sangat panjang, dan untuk Indonesia, demokrasi yang kita terapkan sarat dengan pembelajaran,” ia menjelaskan. 

Pembelajaran mesti datang dari yang baik, yakni di antaranya melalui nilai-nilai budaya ataupun melalui elit/aktor politik yang positif. “Ini sebetulnya. Kalau itu tidak dilakukan, apalagi partai politik tidak melaksanakan fungsinya, mencerahkan dan mengedukasi, selesai kita,” katanya lagi. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version