View Full Version
Jum'at, 31 Aug 2018

Banyak Kecolongan karena Tim Ekonomi Jokowi tak Mampu Antisipasi

JAKARTA (voa-islam.com)- Dolar kembali menguat. Rupiah sebaliknya. Ekonom, Rizal Ramli pun angkat suara. Menurut dia, kuatnya Dolar atas Rupiah disebabkan pemerintahan Joko Widodo yang nampak tidak mempunyai rencana untuk mengantisipasi, bahkan hingga bulan-bulan ke depan.

Tim ekonomi Presiden @jokowi memang tidak mampu melakukan simulasi dan antisipasi 6-12 bulan ke depan. Banyak kecolongan. Itulah mengapa resiko makro-ekonomi Indonesia terus meningkat 2 tahun terakhir, ditambah faktor eksternal. Kebiasaan ABS bisa membuat kehilangan kontrol,” demikian kata Rizal, ketika mengomentari salah satu akun, yakni

@Sahabat_Bangsa yang memosting: “Kamis, 30 Agu 2018 15:45 WIB—Lanjutkan Rekor Tertinggi, Dolar AS Tembus Rp14.729, Kamis (30/8/2018), di akun Twitter pribadi miliknya.

Tidak seperti sebelum masa reformasi, di mana ketika itu Indonesia memiliki cukup banyak cadangan (tabungan) yang membuat para pelaku usaha tidak terlalu berpikir barangnya ke luar negeri.

“Ketika krisis 1998, RI miliki tabungan: net eksportir oil 1,3 juta barel/hari, kapasitas berlebih sawit, karet, coklat, kopra. Ketika Rupiaj anjlok Rp15.000/$, eksportir happy. Hari ini kita tidak punya tabungan: Net impotir oil 1,1 juta barel/hari dan no excess capacity. Perlu inovatif.” 

Rizal Ramli sebetulnya tidak kali ini saja memberi perhatian yang cukup kepada pemerintahan Jokowi-JK terkait perekonomian Indonesia. Rizal yang berlatar belakang atau menguasai bidang pendidikan ekonomi, rasanya pantas jika kemudian didengar dan dipertimbangkan segala masukkan, saran, ataupun peringatannya. Semoga ekonomi Indonesia kembali pulih dengan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version