View Full Version
Selasa, 04 Sep 2018

Emak-emak Satroni KPU, Apa yang Disampaikan?

JAKARTA (voa-islam.com)- Gerakan emak-emak yang belakangan ini kian mengular sepertinya memang perlu diberi perhatian khusus oleh para petinggi maupun pejabat dan elit politik di negeri ini. Pasalnya, emak-emak bukan saja turun ke jalan untuk aspirasikan pendapatnya terkait, misakan persoalan bangsa dan negara, tapi kini, “pemilik surga” di telapa kaki tersebut juga satroni Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Ikhwal kedatang emak-emak dari latar belakang organisasi tersebut adalah untuk mengkonfirmasi soal ada tidaknya aturan soal cuti/mundurya petahana di Pilpres 2019, dalam hal ini yang dimaksud adalah Joko Widodo.

“Kami dari ESPAS, yaitu merasa terpanggil untuk ikut partisipasi di sini. Karena kami mempunyai tujuan yang sama, yaitu minta keadilan sesuai dengan Pancasila. Selama ini kami-kami semua diam sejak beliau (Jokowi) mendaftarkan diri di KPU sebagai Capres Incumbent.

Sedangkan dari pihak oposisi Cawapresnya langsung mengundurkan diri, karena beliau berpegang jabatan itu amanah. Tetapi Incumbent masih tenang-tenang duduk di singgasana,” demikian kata Ketua ESPAS, Dewi Herawati baru-baru ini melalui pesan singkat ke voa-islam.com.

Selain maksud di atas, Dewi menuturkan bahwa aksi (sebelum bertemu jajaran KPU) dilakukan karena kaum wanita yang tidak cukup banyak sepaham dengan pemerintah belakangan ini kerap dipersekusi, sebut saja yang cukup menjadi perhatian publik adalah Neno Warisman.

“Sebab selama ini kami yang dianggap berseberangan dengan pemerintah seolah sulit untuk diberi ruang kebebasan bersuara. Seandainya kami diperlakukan sama mungkin ini tidak akan terjadi. 

Jadi kami hanya membutuhkan keadilan, keamanan dan kenyamanan dalam setiap pergerakan menyuarakan hati nurani rakyat, karena kami butuh kedamaian, kesejahteraan.”

Ia pun merasa keadilan saat ini mahal ketika pendukung petahana malah nampak dibiarkan oleh oknum aparat. “Dan pendukungnya bebas, aman melakukan apa yang dikehendaki.

Sedangkan dari pihak oposisi/kami selalu dicegah, diperkusi.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version