View Full Version
Senin, 10 Sep 2018

Maju di Pilpres, Jokowi Diingatkan akan Janji-janjinya yang Lalu

JAKARTA (voa-islam.com)- Untuk merebut  kembali hati rakyat Indonesia, nampaknya Jokowi harus betul-betul memperhatikan hal-hal yang pernah ia ucapkan dan janjikan sebelum terpilih menjadi Presiden. Sebab, bila dicatat, ada deretan ucapan Jokowi yang berupa janji dinila tidak ditepati hingga menjelang habis masa jabatannya sebagai Presiden.

“Ada beberapa faktor mempengaruhi merosotnya elektabilitas Jokowi. Antara lain: Jokowi ingkar janji kampanye Pilpres 2014; Perilaku politik dan kebijakan Rezim Jokowi di mata rakyat merugikan; Rezim Jokowi berkinerja buruk dan gagal urus pemerintahan sehingga kian meluas persepsi negatif kelas menengah perkotaan tentang kepemimpinan Jokowi;

Kondisi sosial ekonomi rakyat menurun, termasuk meningkatnya terus harga kebutuhan pokok, menurunnya pendapatan keluarga dan daya beli rakyat; Kriminalisasi ulama, ustaz dan aktivis Islam sehingga terbentuk persepsi dan sikap negatif kelompok Islam Politik tentang Jokowi; dan terakhir Fenomena deklarasi dan pernyataan ‘Tahun 2019 Ganti Presiden’,” kata peneliti NSEAS, Muchtar Effendi Harahap (MEH), melalui siaran persnya yang diterima voa-islam.com, Ahad (9/9/2018).

Menurut MEH, elektabilitas Jokowi terus  merosot ini berada dalam kondisi munculnya fenomena deklarasi  dan pernyataan Tahun 2019 Ganti Presiden. Hal ini terutama sejak pekan awal April 2018.  “Tagar atau tagline sedang trending di jagad media sosial yakni ‘2019 Ganti Presiden’. Hal ini menjadi topik hangat bagi netizen dan masyarakat.”

Trending ini menurut dia ternyata mewujud dalam bentuk aksi massal dan akbar dengan tema Deklarasi Tahun 2019 Ganti Presiden. “Aksi #2019GantiPresiden ini sesungguhnya sangat efektif untuk menghimpun suara pemilih oposisi terhadap Rezim Jokowi.”

Maknanya, lanjutnya, aksi-aksi ini berupaya membangun gerakan dan opini publik agar Jokowi tidak dipilih lagi via  Pilpres 2019 mendatang.

Bagi mereka paling penting, Jokowi tidak lanjut menjadi Presiden setelah Pilpres 2019. Aksi-aksi oposisional massal dan akbar ini telah mengambil tempat di Monas Jakarta, di daerah seperti kota Solo, Yogyakarta,  Medan, dan lain-lain.”

Salah satu contoh aksi massal dan akbar menurut MEH adalah aksi di Medan Minggu 22 Juli 2019. Diperkirakan, hadir ratusan ribu orang Medan dan Sumut.

“Di kota Batam, Minggu 29 Juli  acara deklarasi Tahun 2019 Ganti Presiden berlangsung. Dihadiri puluhan ribu rakyat kota Batam dan sekitarnya. Acara digelar di halaman Masjid Agung Batam, kawasan Batam Centre. Deklarasi tersebut disertai dengan acara tablig akbar. Selanjutnya, aksi ini mengambil tempat di Kota Makasar.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version