View Full Version
Senin, 10 Sep 2018

Ekonom: Tekanan Terhadap Rupiah Belum akan Mereda

JAKARTA (voa-islam.com)- Tekanan terhadap Rupiah belum akan mereda. Kemungkinan Rupiah akan terus mengalami kelemahan nilai atas mata uang Dolar Amerika Serikat. Demikian yang disampaikan ekonom Faisal Basri.

Faisal pun menyampaikan bahwa Bank sentral AS (The Fed) akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 25-26 September mendatang. “Pertemuan FOMC nanti tidak akan ada data ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi baru, maka acuan yang dipakai adalah data terbaru yang tersedia sekarang,” demikian yang tertulis di web pribadinya, faisalbasri.com, Ahad (9/9/2018).

Pada Jumat lalu (7/9), Faisal menyebut Kementerian Tenaga Kerja AS merilis data terbaru. Total nonfarm  payroll employment201 ribu pada bulan Agustus, lebih tinggi dari perkiraan di tengah peningkatan intensitas perang dagang AS-China. 

“Sementara itu tingkat pengangguran pada bulan Agustus tetap bertahan 3,9 persen, terendah dalam 18 tahun terakhir.

Semakin ketatnya pasar kerja membuat upah per jam naik 2,9 persen pada bulan Agustus dibandingkan bulan yang sama tahun lalu Peningkatan itu merupakan yang tertinggi sejak awal krisis finansial global tabun 2009.”

Memang daya beli pekerja menurut dia tidak otomatis meningkat karena laju inflasi pun merangkak naik menjadi 2,9 persen pada Juli 2018, tertinggi sejak Februari 2012. Laju pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan II-2018 baru dikoreksi dari 4,1 persen menjadi 4,2 persen, tertinggi sejak triwulan III-2014.

Berita baik sahut menyahut di tengah gelombang kritik terhadap Presiden Donald Trump.

“Bertolak dari perkembangan yang menggembirakan di atas, kiranya hampir tidak ada alasan lagi bagi The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga acuan setidaknya sebesar 25 basis poin. Masih ada satu pertemuan FOMC lagi sampai akhir tahun, yaitu pada 18-19 Desember.”

Pada pertemuan akhir tahun itu The Fed juga besar kemungkinan menaikkan lagi suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.

Indonesia harus siap menyambut tekanan baru. Tiada kata lain untuk meredam tekanan eksternal kecuali memperkokoh fundamen perekonomian. 

“Harus diakui fundamen kita belum cukup kuat. Bertindak cerdas wajib, tidak cukup dengan memperbanyak doa dan mengandalkan ‘tangan’ Tuhan.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version