JAKARTA (voa-islam.com)- Fitnah yang dinilai oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Demokrat terhadap pemberitaan media asing soal Century diduga ada keterkaitan dengan salah satu konglomerat di Tanah Air. “Kabarnya seorang Konglomerat Indonesia membayari penulisan laporan fantastis tentang Century oleh media asing agar fitnah pada SBY dan Demokrat terkesan kredibel,” demikian cuitan politisi Demokrat, Rachland Nashidik.
Penulis yang menulis soal SBY menurut Rachland juga bekerja di salah satu media di Indonesia.
Linn Neumann adalah salah satu editor Asia Sentinel. Namanya kini hilang dari susunan editor blog berbasis di Hongkong yang menulis laporan bohong tentang SBY dan Partai Demokrat. Neumann adalah founding editor dari Jakarta Globe—media lokal yang dicukongi James Riady.”
Ia pun mencurigai hal tersebut ada sangkut pautnya dengan Pemilu nanti.
“Bila ternyata benar, sulit untuk tak menghubungkan ini dengan kepentingan kontestasi 2019.”
Sebelumnya, politisi lainnya, yaitu Ferdimand Hutahaean juga menyebut bahwa Pemilu 2019 berpotensi menciptakan Indonesia yang semakin tidak berdaulat. “Saat ini kedaulatan kita didegradasi kepemimpinan yang lemah.
Dugaan keterlibatan asing dan atau operasi intelijen asing untuk mengalahkan @prabowo dalam pilpres nanti dengan menyerang @SBYudhoyono sangat bisa dirasa.”
Tuduhan Asian Sentinel kepada SBY dan Demokrat menurut dia patut diduga adalah bagian dari sebuah operasi yang MELIBATKAN PIHAK ASING untuk mengalahkan Prabowo pada pilpres 2019, dengan merusak menghancurkan nama SBY yang mendukung Prabowo.
Sehingga ini menurut dia sinyal kuat tergadainya kedaulatan bangsa. “Seperti Pemilu Amerika yang kemudian diduga melibatkan intelijen dari negara lain untuk memenangkan Trump pada pilpres.
Demikian pulalah dugaan sekarang terhadap operasi penghancuran nama @SBYudhoyono agar @prabowo bisa dikalahkan.”
Keterlibatan orang-orang Asia Sentinel menyerang SBY untuk kalahkan Prabowo menurut dia terhubung jelas dari rekam jejak salah satunya di Indonesia.
Bertahun-tahun di Indonesia dan pernah bekerja di salah satu group media yang sekarang terafiliasi sebagai pendukung petahana membuat kita patut curiga.
“Siapapun anak bangsa ini, yang masih cinta INDONESIA YANG BERDAULAT, kecuali para penghianat dan bermental penghianat kepada NKRI, kita harus lawan upaya pelibatan operasi asing atau intelijen asing dalam pemilu 2019. Kita tdk mau hasil pemilu yang membawa bangsa menjadi kacung asing.” (Robi/voa-islam.com)