PALU (voa-islam.com)--Kondisi sosial masyarakat di sekitar Kota Palu setelah gempa dan tsunami yang menerjang nampak tak terkendali.
Setelah minimarket dan toko kelontong dikuras isinya oleh warga, kini SPBU pun tak luput dari penguasaan warga setempat.
"Semua SPBU di Kota Palu dan sekitarnya sementara ini dikuasai warga dan tidak ada penjagaan baik dari polisi atau tentara," kata kontributor di Palu, Umar Masyhur Palupuri, Senin (1/10/2018).
Menurutnya, aparat tidak mengambil tindakan tegas karena dikhawatirkan terjadi keributan yang lebih besar.
"Jadi sementara seolah dibiarkan saja agar tidak terjadi chaos," lapornya.
Sementara itu, Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu sudah mulai dibuka untuk kapal pengangkut logistik bagi korban bencana.
"Tadi ada kapal Lambelu masuk, tapi masyarakat juga sudah standby di bawah kapal, mereka mencegat bantuan yang datang," kata Umar.
Menurutnya, tindakan itu dilakukan karena masyarakat telah frustasi lantaran bantuan yang lambat masuk dan pemerintahan yang seolah tidak berfungsi.
"Apalagi sebelumnya Menkopolhukam dan Mendagri membolehkan masyarakat mengambil barang-barang dari minimarket dan toko kelontong yang ada," jelasnya.
Berdasarkan data dari Disaster Management Institute of Indonesia (DMII), hingga Senin (1/10/2018), tercatat 1.203 orang meninggal dunia, 46 orang hilang, 540 terluka dan 16.372 mengungsi.* [Syaf/voa-islam.com]