JAKARTA (voa-islam.com)- Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan baru terkait keinginan masyarakat dipimpin oleh parpol kuat, pemimpin kuat, dan paham akan kebangsaan yang kuat. Untuk parpol kuat, indikasi muncul setelah adanya kekhawatiran masyarakat beberapa tahun belakangan.
Sebanyak 75,5 persen publik khawatir parpol Indonesia semakin lama dukungannya semakin kecil,” demikian rilisnya, yang dibacakan oleh peneliti LSI, Rully Akbar, Kamis (4/10/2018), di Jakarta.
Penurunan persentase menurut dia berdampak hampir di semua parpol tanpa kecuali. “Hasil pemilihan legislatif mengkonfirmasi fakta dukungan partai pemenang Pemilu semakin ke sini semakin kecil.”
Pengaruh atas adanya temuan itu, menurut dia tentu akan berdampak pada kondisi Indonesia. “Sebanyak 77,8 persen menyatakan setuju Indonesia akan lebih stabil jika memiliki satu parpol yang kuat sekali.”
Sedangkan untuk presiden kuat di 2019, LSI merilis bahwa mayoritas masyarakat menyetujuinya. “Mayoritas publik sebanyak 85,6 persen ingin Pilpres 2019 berakhir dengan terpilihnya Presiden kuat.”
Keinginan publik ini menurut LSI karena masyarakat menginginkan perubahan, seperti di bidang ekonomi—kesejahteraan. “42,4 persen menyatakan agar Indonesia stabil untuk tumbuhkan ekonomi/kesejahteraan rakyat.”
Adapun keinginan masyarakat atas kebangsaan kuat yang dimaksud adalah posisi Pancasila dewasa ini. “Sebanyak 72,6 persen menyatakan khawatir jika dukungan terhadap Pancasila terus menurun.” (Robi/voa-islam.com)