BANDUNG (voa-islam.com) - Sejarawan UI Anhar Gonggong menilai bahwa dari pemilihan umum (Pemilu) yang sudah dilaksanakan oleh rakyat Indonesia sejak merdeka tahun 1945 sampai dengan pemilu 2014, hanya pemilu tahun 1955 yang paling jujur.
"Pemilu tahun 1955 menurut saya adalah pemilu yang paling jujur. Bayangkan saat itu KPU-nya itu dari perwakilan dari masing-masing partai politik tapi tidak ada namanya pelanggaran atau aturan yang dilanggar, beda dengan sekarang baru disepakati kampanye damai besok langsung ada yang melanggaar," katanya belum lama ini di Bandung saat menjadi narasumber sebuah acara.
Anhar kemudian menceritakan keunikan lainnya dari pemilu 1955 yaitu tentang orang-orang yang ikut kampanye dan menyumbangkan uangnya.
"Jadi pada tahun 1955 itu pada saat orang-orang datang kampanye mereka itu membawa uang dan memberikannya kepada parpol yang sedang kampanye sebagai bentuk dukungan berbeda dengan sekarang orang mau ikut kampanye itu kalau dibayar nasi bungkus atau uang," paparnya.
"Dan pada tahun 1955 itu hasil pemilu itu sangat demokratis karena pemimpinnya saat itu cerdas rakyatnya juga sudah dewasa sehingga bisa menerima hasil pemilu dengan lapang," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]