JAKARTA (voa-islam.com)- Kenaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang baru saja diatur oleh pemerintahan Joko Widodo tentu ada satu atau hal lain alasannya. Namun demikian, menurut mantan Stafsus MenESDM, Said Didu yang melihatnya, hal yang perlu diperhatikan adalah eksistensi Pertamina akan itu.
Saya maklumi kenaikan harga BBM karena: pertama harga minyak dunia naik. Kedua, kurs rupiah melemah. Ketiga, keuangan pertamina berat. Empat, dana APBN untuk subsidi kurang," demikian analisanya, di akun Twitter pribadi miliknya.
Kelima, utang Dolar Pertamina besar. Enam, Pertamina harus diselamatkan. Tujuh, harga saat ini sudah di bawah harga keekonomian
Namun begitu, ia tidak setuju dengan kenaikkan BBM dibebankan kepada Pertamina. Sebab menurut dia harga BBM adalah kebijakan politik. “Saat ini saya tidak setuju penetapan harga BBM oleh pemerintah, bebannya ditanggung Pertamina.
Dulu saya tidak setuju subsidi BBM terlalu besar saat pemerintahan Pak @SBYudhoyono karena saya anggap tidak adil buat rakyat karena yang menikmati adalah orang kaya.”
Kenaikkan BBM yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi bisa jadi membuat harga-harga di pasaran naik karena pengaruhnya. Selain itu, kenaikkan ini tentu akan disorot oleh publik sebab Jokowi telah menaikkan BBM lebih dari satu kali. (Robi/voa-islam.com)