JAKARTA (voa-islam.com)- Joko Widodo disebut pemimpin lemah oleh Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Fadli menyebut demikian karena ketika di hadapan IMF, Jokowi menunjukkan perkataan yang tidak semestinya sebagai Negara besar.
Pidato Presiden @jokowi di depan IMF, yang menyatakan ‘Kami bergantung pada Bapak/Ibu semuanya, para pembuat kebijakan moneter dan fiskal dunia untuk menjaga komitmen kerja sama global’, justru menunjukan sikap pemimpin negara yang lemah,” demikian pengamatannya, di Twitter pribadi miliknya.
Menurutnya, sebagai tuan rumah, mestinya posisi Indonesia diuntungkan untuk dapat menyampaikan masukan serta kritik terhadap IMF. “Selain analogi ‘Games of Thrones’ tak relevan dengan situasi saat ini, jika disimak baik-baik, pidato Presiden @jokowi di forum IMF-World Bank Annual Meeting kemarin, justru menunjukkan ekonomi Indonesia itu lemah di tengah tantangan ekonomi global saat ini.
Jika demikian, apa yang patut diapresiasi dari pidato tersebut?” Setidaknya, lanjut dia, ada dua hal yang menjadi pertimbangan Fadli, menilai pidato Presiden kemarin tak punya substansi penting bagi bangsa kita di hadapan IMF.
“Pertama, pidato Presiden @jokowi di forum IMF, menyiratkan kecemasan akut. Sangat disayangkan di forum tersebut, sikap mental yang dipertontonkan Presiden justru mental inferior yang mengemis belas kasihan negara besar.”
Di sisi lain, pidato tersebuy justru menurut politisi Gerindra itu menunjukkan pemerintah Indonesia sedang tak percaya diri dengan arah kebijakannya dalam mengatasi kondisi Rupiah yang terus terdepresiasi. “Sejak rupiah menembus angka 14.000 per Dolar, kami sudah mengingatkan, agar pemerintah menghentikan drama ‘Rupiah baik-baik saja’.
Kebobrokan ekonomi jangan ditutup-tutupi. Sekarang, ketika rupiah semakin terdepresiasi, dan tak dapat ditutup-tutupi lagi, pemerintah justru mengeluhkannya kepada IMF. Ironis!”
Sehingga, dia melihat pidato Presiden kemarin, justru mencerminkan mental pemimpin yang inferior, karena kepercayaan dirinya yang terus terkikis.
“Kedua, karena kita tuan rumah, seharusnya kritik terhadap IMF yang pernah disampaikan Presiden @jokowi di 2015 dalam momen peringatan Konferensi Asia-Afrika, dapat disampaikan langsung dalam forum tersebut.
Isu ketidakadilan global, ketimpangan, serta kritikan Indonesia atas dominasi negara-negara besar dalam arsitek keuangan global, mestinya kembali disuarakan.” Jika itu yang kemarin disampaikan, pidato Presiden tersebut patut diapresiasi.
Lebih jauh, Presiden sebenarnya menurutnya sebetulnya dapat memanfaatkan forum tersebut untuk mendorong agenda reformasi peran IMF dan WB yang semakin tidak relevan di era baru ini. Juga mendorong agar emerging markets diberikan porsi yang lebih luas dan strategis dalam organisasi IMF dan WB. (Robi/voa-islam.com)