JAKARTA (voa-islam.com)--Eksekusi terhadap Tenaga Kerja Indonesia Tuti Tursilawati di Saudi hari Senin kemarin menunjukkan bukti diplomasi Indonesia lemah. Mestinya pemerintah Indonesia mampu menekan Saudi sebab sumbangan ekonomi Indonesia ke Saudi terhitung cukup signifikan.
Dian Islamiati Fatwa, politisi PAN mengatakan, “ Ini menunjukkan bukan såja diplomasi Indonesia lemah, tapi Indonesia ini gak dianggap sama Saudi. Padahal sumbangan devisa Indonesia ke pemerintah Saudi dari Haji dan Umrah itu besar, tapi kok notifikasi hukuman mati tidak disampaikan. Ini kan artinya pemerintah Indonesia tidak mampu melakukan tekanan terhadap pemerintah Saudi.”
Lebih jauh Dian yang juga angota BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo Sandi mengungkapkan, jamaah haji dan umrah Indonesia memberikan sumbangan tidak saja devisa bagi Saudi tapi juga lapangan kerja. Dalam lima tahun ke depan, data Kamar Dagang Saudi menghitung ibadah haji ini dapat menciptakan lebih dari 100 ribu lapangan kerja permanen dan menyumbang 25-30 persen pendapatan sektor swasta di sekitar Mekkah dan Madinah.
“Rata-rata jamaah haji menghabiskan USD$5.000. Kalau tahun 2017 lalu, Indonesia mengirim 220.000 jamaah haji, artinya Indonesia melepas uang ke Saudi USD$1,1 milyar atau sekitar 16,5 trilyun rupiah. Sumbangan Indonesia dari pajak haji ini kan besar, tapi kok Indonesia tidak punya daya tawar? tragis sekali," sambung Dian.
Dian melihat pemerintah Indonesia tidak belajar apa yang sudah dilakukan oleh Prabowo saat menyelamatkan nasib Wilfrida Soik, TKI asal NTT yang selamat dari tiang gantungan setelah membayar mahal pengacara kondang Malaysia dan melakukan lobby langsung dengan Perdana Menteri Malaysia Nadjib Razak pada waktu itu. Wilfrida dihukum mati pengadilan Malaysia karena dituduh melakukan tindak pembunuhan terhadap majikan perempuannya, Yeap Seok Pen.
Dian menyarankan ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) untuk mundur sebab tidak mampu memberi perlindungan kepada Tenaga Kerja Indonesia.
‘Badan ini dibentuk untuk memberi perlindungan kepada TKI. Pejabatnya dibayar oleh tax-payer, uang rakyat. Kalau tidak bisa menyelamatkan nyawa TKI yang mundur såja dong. Ini sikap pejabat yang bertanggung-jawab. Kalau pak Nusron Wahid bertanggung-jawab, ya mundur,” ujar Dian.
Tuti adalah warga negara Indonesia kelima yang dieksekusi di Saudi Arabia. Dalam catalan Migrant CARE, organisasi pekerja migran, saat ini ada 19 tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi yang masuk dalam daftar hukuman mati.* [Syaf/voa-islam.com]